Balai Latihan Kerja di Tangerang Produksi Baju Hazmat dan Masker
VIVA – Sulitnya mendapatkan alat pelindung diri (APD) masih dirasakan para tenaga medis yang merawat pasien virus Corona (Covid-19). Terkait itu, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Ketenagakerjaan UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Cibodas mulai memproduksi APD berupa pakaian dekontaminasi atau yang juga dikenal sebagai baju hazmat.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan, langkah ini tentunya sebagai upaya pemerintah daerah memenuhi kebutuhan tenaga medis secara mandiri. Dalam produksinya pun tetap disesuaikan dengan standar kesehatan yang ada.
"Mana yang sudah jadi coba dipakai, kita juga cek standar bajunya yang harus sesuai dengan aturan," kata Arief, Senin, 6 April 2020.
Balai Latihan Kerja yang berada di Jalan Merak Raya No. 40, Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas ini, memiliki 20 orang peserta yang ditugaskan membuat baju hazmat tersebut. Dalam sistem produksinya terbagi dalam dua shift, yakni pagi dan siang dengan masing-masing 10 orang untuk mengerjakan baju hazmat.
Saat ini, BLK tersebut telah berhasil membuat 32 baju hazmat dari target awal yang akan dibuat sebanyak 100 buah. Baju yang telah melalui pengecekan standar itu akan langsung dikumpulkan di Kantor Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tangerang.
"Baju yang sudah selesai produksi itu tentunya dilakukan pengecekan lebih dulu sebelum diberikan ke tenaga medis," tuturnya.
Jahitannya pun harus diperhatikan kualitasnya. Baru kemudian, puluhan baju yang sudah jadi langsung diantar ke Kantor Sekretariat Gugus Tugas, untuk nantinya didata dan distribusikan ke rumah sakit atau puskemas.
Tak hanya BLK Cibodas yang dijadikan tempat produksi APD, tapi BLK Larangan pun turut ditunjuk untuk membuat masker kain. Dari target 5.000 masker hingga hari ini telah selesai 200 masker kain yang siap untuk didistribusikan.
"Kita juga ada produksi masker dengan bahan kain secara mandiri, ini kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri secara mandiri di tengah sulitnya mendapatkan APD tersebut," tuturnya.
Untuk prosedur pembagian masker, berbeda dengan baju hazmat. Setelah diproduksi dan dicek, akan dikirim ke Dinas Sosial untuk didistribusikan seperti kepada para pekerja sosial masyarakat.