Dampak Virus Corona, PMI Palembang Kekurangan Stok Darah
VIVA –  Penyebaran wabah virus Corona Covid-19 yang semakin meluas kini berimbas pada persediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dalam beberapa pekan terakhir, PMI di kota itu selalu kekurangan stok darah. Persediaan pun sudah semakin menipis.
"Dalam satu hari permintaan darah itu bisa sampai ribuan. Rata-rata darah yang diperlukan bisa butuh sampai 5.000 kantong per hari. Ini tidak seimbang dengan jumlah pendonor," ungkap Ketua PMI Palembang, Fitrianti Agustinda, Jumat 3 April 2020.
Menurut Fitrianti, yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palembang, kebanyakan pendonor dari masyarakat saat ini tidak berani keluar rumah karena takut tertular virus Corona.
Dengan demikian, pihaknya dipaksa memutar otak agar persediaan tetap mencukupi di tengah banyaknya kebutuhan. Salah satu upayanya, yaitu dengan menerapkan sistem 'jemput bola', alias mendatangi langsung para pendonor ke rumahnya.
Langkah lainnya, yaitu dengan menggandeng instansi lain hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD), agar bisa berperan aktif dan ikut serta mendorong kebutuhan darah di Palembang.
"Karena kita harus menabung stok darah, dan sekarang sulit untuk mendapatkannya, jadi kita masih cari bantuan. Terakhir kita telah menerima bantuan stok darah dari anggota TNI sebanyak 100 kantong darah yang sudah di simpan di PMI," jelas Fitrianti.
Cara lainnya dengan mengapresiasi siapapun yang ingin berbagi dengan sedikit bantuan sembilan bahan pokok (Sembako) dari Pemerintah kota (Pemkot) Palembang.
"Kita coba bangkitkan minat warga untuk lakukan donor darah dengan membagikan paket sembako. Selain dari kita jemput bola tadi ke orang-orang yang sudah langganan mendonor, kita juga gandeng instansi lain dan OPD Pemkot Palembang," tambah Fitrianti.
Dia mengimbau masyarakat tidak takut untuk melakukan donor darah. Dia memastikan bahwa para tim dari PMI Palembang akan melakukan sistem donor darah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), dengan melindungi pendonor dan pasien yang menerima kantong darah.
"Justru tim donor darah harus dilengkapi alat pelindung diri, kemudian memastikan pendonor sehat dengan mengecek suhu tubuh, keadaan kebugarannya dan jangan sampai pendonor sedang sakit atau memiliki penyakit menular yang membahayakan. Hal seperti ini kita pastikan aman, jadi mari saling bantu," jelas Fitrianti.Â