Cerita Pilu Pemakaman Jenazah Corona: Tak Ada Pelayat, Ditolak Warga
"Takut, khawatir, kan katanya nular. Kagak ada [sosialisasi] sama sekali ke lingkungan," ujarnya.
Dia mengaku, sudah ada empat jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di TPU Bedahan.
Sementara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok, Sidik Mulyono, mengakui bahwa pemerintah kota kurang sosialisasi. Tetapi, dia menjelaskan kekhawatiran warga muncul akibat minimnya pemahaman warga tentang penularan virus itu.
Merujuk pada protokol pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama, pemakaman harus berjarak 500 meter dari pemukiman dan berjarak 50 meter dari sumber air.
Menurut Sidik, prasyarat ini justru menimbulkan keresahan di warga karena mereka mengintepretasikan bahwa ada potensi penularan virus dari jenazah. "Ini yang akhirnya membuat warga di sekitar bedahan sangat resah sekali."
"Warga setelah dijelaskan bahwasanya pemulasaraan jenazah sudah sedemikian ketatnya sesuai standar Kemenkes dan WHO sehingga jenazah ini ketika sudah dikuburkan tidak menularkan virus," papar Sidik.
Penolakan warga juga terjadi ketika jasad pasien Covid-19 di Banyumas, Jawa Tengah hendak dimakamkan. Mereka khawatir jika virus corona masih bisa menular ketika jenazah sudah dimakamkan.
Warga menghadang ambulans dan menolak jenazah tersebut dimakamkan di area pemakaman itu dan menuntut makam dipindahkan.
Bupati Banyumas bahkan turun tangan untuk menggali makam yang berada di perbatasan Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok dengan Desa Tumiyang itu.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan penolakan terjadi karena masyarakat belum memahami bahwa virus corona yang menginfeksi pasien meninggal juga ikut mati.