Hindari Corona, Semua Rumah Ibadah di Kota Bogor Ditutup

Ilustrasi masjid.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengeluarkan keputusan bersama terkait pergantian pelaksanaan salat berjemaah di masjid dan kegiatan keagamaan lain sampai batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan bersama itu untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease 19 atau Covid-19.

Menag Nasaruddin Umar: Perkampungan Tanpa Rumah Ibadah, Suasananya Terasa Kering

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menuturkan keputusan ini mempertimbangkan situasi dan kondisi Kota Bogor yang telah berada pada kejadian luar biasa (KLB) untuk perkembangan kasus Covid-19.

"Semua pihak bertekad untuk bekerja sama secara maksimal dan terus berkoordinasi mencegah penyebaran Covid-19," ujar Dedie, Rabu, 1 April 2020.

Menag Ajak Masyarakat Rayakan Tahun Baru dengan "Dekonsentrasi Jalanan"

Keputusan bersama yang ditandatangani ini menginstruksikan kepada seluruh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) agar mengganti pelaksanaan Salat Jumat dengan Salat Zuhur di rumah masing-masing.

Untuk pelaksanaan salat lima waktu berjemaah di masjid agar dapat dilakukan di rumah masing-masing.

Anies Baswedan Endorse Calon Wali Kota Bogor dari PKS Atang Trisnanto, Didoakan Menang

Sedangkan kegiatan ibadah agama lain seperti di gereja, pura, vihara, klenteng, dan lainnya, diminta dilakukan di rumah masing-masing. Sebab jika dilakukan secara berkumpul berpotensi penularan wabah Covid-19.

Keputusan bersama ini disepakati Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor, Dewan Masjid Kota Bogor, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bogor dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor.

Ketua Dewan Masjid Kota Bogor, Ade Sarmili, menilai saat ini masih banyak masyarakat yang masih merasa sehat, segar dan bugar. Namun yang bahaya jika seseorang menjadi carrier corona atau orang terinfeksi virus corona tapi tidak bergejala. Terlihat seperti orang sehat, tidak merasa sakit atau memiliki gejala yang sangat ringan, tapi bisa menyebabkan orang lain tertular penyakit.

"Dia sehat dan kuat karena mungkin sistem imun di tubuhnya kuat, tapi dia bisa menjadi carrier corona atau penyebab tersebarnya wabah itu, terutama kepada orang-orang yang rentan, manula dan yang punya penyakit penyerta," katanya.

Ade berharap keputusan bersama ini bisa meminimalisir kerumunan orang, sehingga perkembangan wabah Covid-19 bisa diputus sedikit demi sedikit. "Dan semoga umat memaklumi dan menjadikan sebagai sumber ilmu," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya