Pemerintah Indonesia Diminta 'Terbuka dan Tegas' Tangani Virus Corona
Skenario atau opsi apa yang dimiliki Indonesia?
Kita pun seharusnya begitu. Kita punya dua opsi.
Yang pertama, menganggap wabah ini seperti bencana yang bisa kita atasi atau curb seperti kebakaran, banjir, atau tanah longsor.
Atau yang kedua, menganggapnya seperti banjir bandang atau tsunami yang ya memang harus kita terima dan bersiap mengatasi dampaknya, atau mitigate.
Saya memilih yang kedua. Seharusnya Pemerintah Indonesia pun memilih yang kedua. Artinya kita siap menerima fakta bahwa yang mati akan mencapai orde ribu.
Tapi ya dicegah jangan sampai puluhan ribu.
Suasana pagi di permukiman Johar Baru, Jakarta Pusat, dimana warga mandi dan buang air kecil di depan rumah karena keterbatasan fasilitas MCK.
Supplied: Film "Yang Ketu7uh"/ WatchdoC - https://youtu.be/xp-Fm09W7bY
Ada yang mengusulkan herd immunity?
Pikir lagi. Herd immunity ini dasarnya adalah membiarkan 60, 70, 80 persen populasi terinfeksi. Lalu akan sembuh sendiri, dan kebal (immune).
Tapi ingat, asumsinya adalah populasinya sehat.
Lha kita? Stunting masih 30 persen. Open defication masih besar. Air bersih belum 100 persen. Prevalensi merokok tinggi. Tubercolosis belum hilang.
Status kesehatan kita jelek. Kita jalankan herd immunity? Itu sama dengan membunuh rakyat sendiri. Jangan.
Beberapa negara menerapkan dengan ketat aturan social distancing dan stay at home, mungkinkah ini diterapkan di Indonesia? Kita tahu misalnya, banyak permukiman di Jakarta dengan ukuran 1,75 x 3,8 meter yang dihuni 3 sampai 7 orang.
>Bisa. Social distancing atau sebenarnya physical distancing itu kan membatasi pergerakan, bukan melarang.
Produksi ekonomi tetap harus jalan. Khususnya kebutuhan sehari-hari. Petani harus bisa tetap kerja. Pedagang juga. Yang dibatasi pergerakannya.
Kalau untuk mereka yang tinggal di pemukiman kecil, ya diminta mereka membatasi pergerakan dengan dukungan pemerintah.
Jaring sosial harus disiapkan. Skema BLT [Bantuan Langsung Tunai] atau peningkatan manfaat PKH-BPNT [Bantuan Pangan Non-tunai] bisa dilakukan.
Operasi pasar bisa dilakukan di skala RT atau perumahan. Mereka belanja di sana. Diawasi. Diatur dan dibatasi di sana.
Dengan konsep pembatasan pergerakan ini, satu wilayah, satu RT, RW, atau kampung, boleh bergerak tapi di dalam wilayah itu saja.
Tetapi untuk kasus tertentu, seperti orang-orang yang tinggal di tempat yang tidak layak huni, jaring sosialnya termasuk maksimalisasi fasilitas umum oleh Pemda.
Fasilitas umum ini untuk yang sakit dalam wujud tempat isolasi, dan untuk yang sehat bisa dipakai sebagai solusi bagi hunian yang tidak layak ini.
Permukiman padat penduduk di Johar Baru, Jakarta Pusat rata-rata menampung 3-7 orang di bangunan seluas 1,75m x 3,8m
Supplied: Film "Yang Ketu7uh"/ WatchdoC - https://youtu.be/xp-Fm09W7bY
Sebagai akademisi cum teknokrat, menurut Anda apa yang menjadi masalah dalam penanganan Covid-19 dari sisi kebijakan pemerintah?