Pemerintah Indonesia Diminta 'Terbuka dan Tegas' Tangani Virus Corona
Yang jelas Duta Besar Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, Rusia sudah menyarankan warganya pulang. Ada tiga kemungkinan.
Pertama, mereka sudah tidak percaya Indonesia bisa menangani hal krisis ini.
Kedua, semua negara juga sudah kewalahan. Tetapi seperti logika mudik tadi, mending menderita di negaranya sendiri daripada di negara orang.
Ketiga, mencegah penyebaran lebih lanjut. Saya tidak tahu mana yang sebenarnya terjadi. Bisa juga tiga-tiganya.
Bandara Ngurah Rai di Bali terlihat sepi setelah sejumlah negara menutup perbatasan dan meminta warga negaranya untuk pulang.
Supplied: ANTARA/Fikri Yusuf
Saya kira ada etika dan praktik internasional mengenai hal ini: saling membantu, saling menolong.
China sudah membantu Iran. Sekarang mereka membantu Amerika Serikat.
Jerman membantu Italia karena kapasitas fasiltas kesehatan mereka masih memungkinkan. Kita juga dibantu China. Kerjasama ini yang harus didorong terus.
Tentang pemulangan warga negara asing ke negerinya, kalau kita lihat lebih jauh, sebenarnya warga Indonesia yg bukan resident di negara lain, juga memilih kembali ke Indonesia.
Mengapa? Semua negara memperketat layanan kesehatan di sana. Di banyak negara, non-residents harus mendaftar dulu sebelum bisa dirawat di rumah sakit.
Dan biasanya prioritas diberikan kepada warga sendiri karena terbatas. Jadi warga negara asing bisa terperangkap cukup lama jika lockdown.
Travel warning atau advice, dalam keadaan seperti ini, wajar saya kira.
Dalam proyeksinya, Johny menekankan pentingnya mengambil keputusan cepat dalam jendela critical period untuk sebagai momentum titik balik.
Supplied: Johny Setiawan
Melihat bagaimana negara-negara lain menyikapi wabah ini, menurut Anda apakah ada model atau cara tertentu yang bisa dicontoh oleh Indonesia?
Saya tidak membandingkan semua negara, tetapi yang bisa saya pikirkan seperti yang sudah saya sampaikan tadi.
Kita tidak bisa meniru negara manapun karena konteksnya beda, kalaupun ada yg mau ditiru juga susah karena varian faktornya besar sekali.
Yang saya pikirkan, tutup pintu masuk dan ke luar negeri. Lalu partial lockdown. Zona merah dikunci. Tapi aktifkan jaring pengaman sosial khususnya bagi yang miskin.
Harus dipastikan mereka dapat penopang hidup. Fokus mengamankan yang rentan.
Saya berkomunikasi dengan kolega ilmuwan di Inggris.
Mereka memperhitungkan, kalau skenarionya "santai" [atau disebut herd immunity, yakni warga dibiarkan tertular dan sembuh sendiri], sekitar setengah juta orang akan mati.
Model yang sama kalau di AS akan lebih dari 2 juta orang mati.
Maka mereka tidak menggunakan skenario itu, skenario mereka adalah pengendalian ketat dan strategis, karena wabah ini akan panjang.
Setelah peak nanti, kemudian akan menurun, lalu akan muncul lagi .. terus begitu sampai tahun depan. Itu perhitungan dan pemodelan mereka.
>