Harga Minyak Dunia Anjlok ke Bawah Level US$20 per Barel
- Twitter / Aramco
VIVA – Harga minyak mentah dunia kembali anjlok pada perdagangan hari ini, Senin 30 Maret 2020. Penurunan ini memperpanjang kondisi pekan lalu bahwa pandemi global virus corona terus memburuk dan perang harga antara Arab Saudi-Rusia tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda mereda.Â
Dilansir dari CNBC, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mencapai titik terendah yaitu US$19,92 per barel pada awal perdagangan. Sementara, Brent berjangka turun 5,6 persen, atau US$1,40 menjadi US$23,53 per barel .
Pasar minyak disebut mengalami guncangan ganda disebabkan oleh pandemi virus corona dan perang harga Saudi-Rusia yang membanjiri pasar dengan pasokan tambahan. Meski di sisi lain, permintaan menurun.
Permintaan diperkirakan akan turun ke 15 juta atau 20 juta barel per hari, menurun 20 persen dari tahun lalu. Para analis mengatakan pemotongan produksi besar-besaran akan diperlukan di luar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
"OPEC, Arab Saudi dan Rusia dapat memperbaiki perbedaan mereka, tetapi tidak banyak OPEC yang bisa lakukan. Guncangan permintaan dari Covid-19 terlalu besar," kata Kepala Penelitian Komoditas dari National Australia Bank, Lachlan Shaw, dikutip dari CNBC, Senin 30 Maret 2020.
Pandemi virus korona hingga saat ini disebut telah menewaskan sekitar 32.000 orang dan membuat lebih dari 500.000 orang sakit di seluruh dunia. Kondisi ini pun membuat industri penerbangan dunia terhenti dan membuat sekitar 3 miliar orang di-lockdown untuk membatasi penyebaran virus.
Dampak mengejutkan dari virus ini disebut telah dengan cepat mengikis permintaan bensin. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak mentah di lokasi-lokasi utama seperti Midland, Texas, telah diperdagangkan dengan beberapa dolar lebih sedikit dari harga minyak berjangka AS. Ini disebut sebagai sebuah indikasi bahwa perusahaan-perusahaan di sana mengantisipasi banjir pasokan.
Produksi minyak AS yang saat ini berjalan sekitar 13 juta barel per hari, sebuah rekor. Tetapi, diperkirakan turun lebih dari 1,4 juta barel per hari pada akhir kuartal ketiga 2021