Eks Pasien Corona Covid-19: Yang Penting Harus Selalu Berpikir Positif

VIVA – ?Ratri Anindyajati, salah satu mantan pasien corona covid-19 berharap masyarakat mampu mempercayai pemerintah terkait persoalan ini. Menurutnya, hal yang paling penting adalah harus selalu berfikir positif.  

Pasien Sembuh Corona: Jangan Sepelekan 14 Hari di Rumah

“Karena ini wabah nasional dan internasional, sebenarnya aku rasa memang enggak ada yang siap. Seperti di China, itu waktu Desember pasti mereka enggak siap. Jadi sudah loncat ke dalam, baru harus begini, harus begitu,” tuturnya saat ditemui di Depok seperti dilansir pada Jumat 20 Maret 2020

Kondisi ini lantaran semua informasi terkait Covid-19 yang masih harus dianalisa. Untuk itu, Ratri pun berharap masyarakat tetap tenang dan mempercayakan persoalan ini pada pemerintah dan tim medis.

Dipolisikan Atas Dugaan Penistaan Agama, di Mana Isa Zega Sekarang?

“Memang ekspektasi masyarakat tentang pemerintah harus terdepan. Tapi kayaknya mereka (pemerintah) berusaha sih,” katanya. “Kami sih mikirnya kalau pemerintah makin digerogotin, mereka makin susah bekerja dengan baik,” lanjut dia.

Di sisi lain, wanita berambut ikal itu merasa miris dengan nyinyiran sejumlah orang di dunia maya (netizen).

Wakil Presiden Filipina Ancam Presiden Marcos Jr: Saya Akan Penggal Kepalanya

“Kami juga sudah diserang netizen karena kami dibilang setting, antek pemerintah dan lain-lain. Dibilang pakai kebaya kayak habis jalan-jalan dari luar negeri.”

 Padahal, lanjut Ratri, saat itu ia dan adiknya sedang merasa senang karena ibu (Maria) bisa keluar dan dinyatakan sehat setelah sempat menjalani isolasi di RSPI.

“Kami di rumah pulang belum ada ibu. Jadi pas Senin ibu keluar kami senang banget. Saat ibu tahu kita diundang Pak Terawan (Menkes), ibu ngotot banget harus pakai kebaya karena itu representasi Nusantara.”

Untuk bisa bangkit dari persoalan ini, kata Ratri adalah dengan selalu berpikir positif.  “Kami fokus di positif, karena kalau kita positif kita bisa sembuh Insya Allah.”

Ratri berharap kondisi ini tidak membuat Indonesia lockdown (karantina wilayah). “Kalau Indonesia sampai lockdown, strata sosialnya kan beragam, engga mungkin bisa, ekonomi kita hancur,” katanya

 “Jadi kalau ada imbauan 14 hari di rumah walau sulit dilakukan ya lakukanlah. Sebisa mungkin jangan takut agar kita tidak sampai lockdown. Ayo kita gotong-royong dari level masyarakat sampai ke Pemda sampai ke pusat. Kita bisa.” 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya