Mantan Pasien Corona Ungkap Kisah Haru di Balik Ruang Isolasi
VIVA – Rona bahagia terpancar dari wajah Maria Darmaningsih, bersama dua putrinya, Sita Tyasutami dan Ratri Anindyajati, tiga mantan pasien virus Covid-19, yang telah dinyatakan sembuh oleh tim medis.Â
Pada awak media, ketiga wanita tangguh ini pun tak sungkan-sungkan membagi pengalamannya ketika menghadapi cobaan hidup tersebut.
Sita, salah satu dari mereka mengaku, dirinya sempat syok ketika mengetahui dirinya terjangkit virus tersebut. Terlebih, profilnya di media sosial telah tersebar luas dan menjadi bahan pergunjingan banyak orang.Â
Namun di balik itu semua, ia mengaku ada begitu banyak hikmah yang ia dapat. Â Â
Wanita yang juga menuruni bakat sang ibu sebagai seorang penari ini menuturkan, ketika profilnya viral Ia nyaris putus asa.
"Dan dalam waktu itu, mungkin sejam kemudian saya baru sadar, bahwa harus di-lock semua sosmed. Karena netizen Indonesia heboh banget. Foto saya tersebar banget," katanya saat ditemui di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat pada Kamis, 19 Maret 2020.
"Sejujurnya selama tujuh hari saya enggak buka Instagram, Facebook, tujuh hari ketakutan orang-orang komentar yang menyalahkan saya. Walau banyak yang dukung juga," imbuhnya.
Selain bertahan karena adanya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat, rupanya peran sejumlah tenaga medis tak kalah penting. Ya, selain membantu memulihkan kesehatan, Sita mengaku, sejumlah perawat dan dokter yang menjaganya di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso adalah pahlawan dalam arti sesungguhnya.
"Mereka benar-benar baik dan tahu saya nangis terus, mereka berusaha terus naikin mental saya. Mereka itu kan, perawat dan tenaga medis padahal kan ada resiko ketularan, walau pake APD (alat pelengkap diri)," ujar Sita.
"Tapi mereka enggak takut, dan mereka selalu ajak ngobrol aku 15-20 menit. Pasti kalau aku lagi nangis-nangis mereka nenangin aku dulu baru pergi," imbuhnya.
Sita menuturkan, tujuh hari pertama dari 17 Februari 2020, saat sakit dan berada di ruang isolasi Ia merasa jelek, lantaran tak pernah dandan.
"Jadi pas liat Mbak Ratri kirim foto ke grup keluarga, ternyata saya sadar perempuan seneng untuk dandan. Awalnya aku enggak boleh mandi. Tapi akhirnya bodo amat dingin-dingin dandan dan mulai posting di IG (instagram). Karena walau banyak hujatan, banyak yang dukung, akhirnya aku publish lagi," ungkapnya.Â
Bangkit
Sita mengaku berhasil bangkit dari kesedihan berkat sang kakak dan ibu, yang juga diisolasi di sejumlah ruangan berbeda.
"Untung ada Ratri yang bagus public speaking, mumpung followers banyak kita sebarkan hal positif untuk meredam kepanikan orang-orang. Setelah aku semangat, aku mulai olahraga di dalam," ujar Sita.
Dara cantik ini mengaku selama menjalani perawatan medis, ia paling takut dengan jarum suntik. Namun lagi-lagi ia bersyukur karena sejumlah perawat dan dokter yang menanganinya sangat perhatian.
"Aku takut banget jarum, 20 menit nangis baru bisa ditusuk jarum. perawatnya luar biasa sabar, saya tetap olahraga. Karena di luar biasanya saya sangat aktif. Saya squat, plank, saya coba head stand di kasur," ungkap Sita.
Selain aktif menjalani kesibukannya di dunia maya dan rutinitas pekerjaan dari balik ruang isolasi, Sita juga memanfaatkan waktu luangnya itu dengan menyalurkan hobinya sebagai seorang penari
"Karena kan emang aku cuma batuk doang. Ya aku disana split-split nari-nari juga saya lakuin. Saya juga nyanyi-nyanyi kirim rekamannya ke keluarga, itulah yang bisa bikin senang," kata dia.
Meski awalnya sempat drop karena identitasnya bocor ke publik, namun belakangan Sita justru bersyukur. Sebab akhirnya banyak teman lama yang tak pernah lagi berhubungan, tiba-tiba muncul lewat media sosial.
"Ya tadinya karena identitas bocor bikin drop, tapi akhirnya teman-teman dari SMP yang udah pernah enggak hubungin tiba-tiba ngirim ini itu. Nah, itu membantu banget buat aku pulih," katanya
"Karena kan memang virus ini bisa kita lawan dengan imun kita sendiri. Yang penting kita bahagia," tutupnya.