Virus Corona: Kesaksian Pasien 03 dari Positif Covid-19 hingga Sembuh
Terus kita dikasih asupan gizi yang benar. Saya makannya banyak, sejujurnya saya waktu itu harus minta porsinya ditambah sedikit.
Mereka benar-benar mendengarkan. Mereka telepon, "Mbak Ratri, saya dari departemen gizi, makanannya bagaimana, ada pantangan tidak?` Saya bilang tidak suka makan ati ampela, ikan juga. Jadi berikut-berikutnya, ada catatannya, saya dikasih daging dan ayam. Saya tak minum susu, ya susunya di-cut.
Selama perawatan pasti berbeda menjalani kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara menjalaninya biar tidak bosan, tidak bisa ketemu orang juga karena diisolasi?
Hari pertama senang banget karena kamar Sita dan ibu itu sebelah-sebelahan dan saya di seberangnya. Jadi kita telepon-teleponan dan dadah-dadahan karena ada pintunya.
Sita sampai menangis karena sudah berapa hari kan kita di sini. Ya sudah senang saja, karena kalau ada apa-apa paling tidak saya tahu, ibu sama Sita dekat sama saya.
Tapi hari keempat dan kelima kayaknya saya mulai merasa sumpek karena pertama kayaknya udara di kamar saya itu kayaknya paling panas dibanding kamar-kamar lain.
Jadi hampir panic attack karena merasa, "Aduh berapa lama saya di sini, kapan ya keluar."
Waktu itu kan belum keluar hasilnya positif atau negatif. Tapi saya sering sekali menelepon teman, keluarga, karena mereka juga harus waspada, jadi nonstop.
Akhirnya saya bikin konten di media sosial karena tak ada kerjaan.
Saya bawa laptop karena saya independent producer untuk seni, jadi saya bisa kerja di mana saja.
Kita bertiga aktif banget. Kita olahraga stretching badan. Sita sempat usaha pengen head stand di kasur terus susternya mengingatkan dari intercom, "Mbak Sita hati-hati ya infusnya."