Berani Jadi Relawan Percobaan Vaksin Corona?
Dari Amerika Serikat, para peneliti di Kota Seattle mulai mencari para relawan untuk berpartisipasi dalam uji klinis untuk eksperimen vaksin bagi virus corona jenis SARS-CoV-2 yang menyebabkan wabah corona.
Menurut laman internet ClinicalTrials.gov, saat ini dicari 45 relawan yang sehat dengan rentang usia antara usia 18 dan 55 tahun. Mereka akan terdaftar dalam uji coba awal, yang bertujuan untuk menentukan apakah vaksin memicu respons kekebalan, dan apakah dosis yang diberikan menyebabkan efek samping yang merugikan.
Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna Therapeutics ini awalnya dikirim ke Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, NIAID, di Maryland, AS, pada 24 Februari, menurut harian Wall Street Journal. Vaksin yang disuntikkan akan mengandung segmen pendek materi genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA, yang dihasilkan di laboratorium. Nantinya, mRNA akan mengkodekan instruksi untuk membangun protein yang berbeda.
Relawan akan menerima dua suntikan vaksin di lengan atas, dengan rentang waktu selama 28 hari antara tiap dosisnya, demikian menurut laporan livescience.com. Para relawan akan dibagi menjadi tiga kelompok, dengan masing-masing kelompok menerima dosis vaksin yang berbeda. Mereka akan diminta untuk menghadiri 11 kali kunjungan uji klinis selama 14 bulan. Sebagai 'upah' atas kesediaan mereka, masing-masing relawan dijanjikan menerima imbalan sebesar 100 dolar AS (sekitar Rp 1,4 juta) untuk setiap kali kunjungan dan totalnya akan menerima imbalan hingga 1.100 dolar AS (Rp 15,7 juta).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, hingga Selasa (10/03) wabah corona telah menginfeksi 113.702 orang di seluruh dunia dengan 4.012 di antaranya meninggal dunia. Penilaian risiko WHO terhadap virus ini dinyatakan pada level 'sangat tinggi'.
Simpang-siur terkait uji klinis vaksin di Inggris
Sementara dari Inggris sempat beredar kabar bahwa sebuah institusi riset bersedia membayar ribuan poundsterling bagi relawan yang rela diinjeksikan virus penyebab penyakit COVID-19 ini.
Harian Inggris yaitu Dailymail dan The Sun memberitakan bahwa sebuah lembaga riset mencari sekitar 24 relawan untuk menjadi percobaan dengan imbalan sebesar 3.500 poundsterling (sekitar Rp 65 juta). Institusi yang disebut adalah sebuah lembaga riset yang berbasis di London yaitu Hvivo.
Harian The Sun menuliskan dalam laporannya bahwa para relawan akan secara teratur dimonitor oleh dokter yang memakai pakaian pelindung dan akan dikarantina selama 14 hari.
Namun, dalam laman internet mereka, pihak Hvivo menyatakan bahwa mereka tidak mencari relawan untuk vaksin virus corona jenis baru yang tengah mewabah. Hvivo mengatakan bahwa pihaknya pihaknya hanya bereksperimen dengan menggunakan jenis virus corona yang telah lama beredar, bukan jenis baru yang menyebabkan wabah COVID-19.
Hvivo memang memiliki fasilitas uji klinis yang disebut dengan FluCamp untuk lebih memahami penyakit yang disebabkan oleh virus. Disebutkan bahwa di FluCamp "studi kami fokus pada pengujian perawatan baru pada manusia, dalam lingkungan klinis yang aman dan terkontrol. Kami sedang mencari untuk mengidentifikasi sukarelawan yang ingin berpartisipasi dalam penelitian dan membantu pengembangan perawatan dan vaksin untuk Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan Influenza (FLU)."
ae/yf (berbagai sumber)