Bacaan Qunut Nazilah di Tengah Wabah Corona

Ilustrasi umat muslim menjalankan ibadah salat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

VIVA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar dan zikir di tengah wabah Corona atau Covid-19 yang telah menjadi pandemi dunia.

Jelang Pilkada 2024, MUI: Warga yang Terima Serangan Fajar akan Mendekam di Neraka

MUI juga menyarankan kepada umat Muslim agar membaca qunut nazilah di setiap salat wajib lima waktu, memperbanyak shalawat, serta memperbanyak sedekah. 

"Serta, senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan marabahaya (doa daf’u al-bala’), khususnya dari wabah COVID-19," kata Ketua Komisi Majelis Fatwa MUI, Hasanuddin AF di Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020.

Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak, MUI Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Hukumnya Wajib

Masyarakat diimbau proporsional dalam menyikapi penyebaran COVID-19 dan orang yang terpapar COVID-19 sesuai kaidah kesehatan. Oleh karena itu masyarakat diharapkan menerima kembali orang yang dinyatakan negatif dan atau dinyatakan sembuh. 

Merujuk imbauan MUI untuk membaca qunut nazilah, berikut penjelasan dan lafal bacaannya:

AS Warga Subang Bikin Heboh, Mengaku Nabi dan Sebut Lafaz Allah Seperti Perempuan Mengangkang

Qunut dalam istilah fikih merupakan bacaan doa dalam shalat dalam keadaan berdiri atau pada saat i'tidal, sebelum sujud. Sedangkan Nazilah adalah terjadinya bencana atau musibah yang menimpa kaum muslimin.

Dengan kata lain, qunut nazilah adalah doa yang disyariatkan dibaca dalam salat ketika ada saat terjadi musibah atau bencana dalam bentuk gempa bumi, banjir bandang, gunung meletus, paceklik panjang, pembantaian, penyerangan orang-orang kafir, penganiayaan, termasuk wabah penyakit berbahaya.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah qunut selama satu bulan secara terus menerus pada salat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh di akhir setiap shalat, (yaitu) apabila ia mengucap Sami’Allahu liman hamidah di rakaat yang akhir, beliau mendoakan kebinasaan atas kabilah Ri’lin, Dzakwan dan ‘Ushayyah yang ada pada perkampungan Bani Sulaim. Dan orang-orang di belakang beliau mengucapkan amin." (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim & Baihaqi)

Adapun bacaannya sebagaimana bacaan qunut yang biasa dibacakan pada saat Salat Subuh. Lalu ditambahkan dengan doa qunut nazilah yang pernah diriwayatkan Umar bin Khattab, seperti:  

Allahummaghfirlana wa lil mu’miniina wal mu’minati wal muslimiina wal muslimaati. Allif bayna qulubihim wa aslih dzata baynihim wan shurhum ‘ala ‘aduwika wa aduwihim. Allahummal ‘an kafarota ahlal kitab alladziina yasudduuna ‘an sabiilika wa yukadzibuna rosulaka wa yuqotiluna awliyaaka. Allahumma khoolif bayna kalimatihim wa zalzil aqdaamahum wa anzil bihim ba’sakal ladzi laa tarudduhu ‘anil qoumil mujrimiin. Bismillahirrahman nirrohimm allahuma inna nasta’inuka. 

Artinya: Ya Allah. Ampunilah kami, kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat. Persatukanlah hati mereka. Perbaikilah hubungan di antara mereka dan menangkanlah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka. Ya Allah. Laknatlah orang-orang kafir ahli kitab yang senantiasa menghalangi jalan-Mu, mendustakan rasul-rasul-Mu, dan memerangi wali-wali-Mu.

Ya Allah. Cerai beraikanlah persatuan dan kesatuan mereka. Goyahkanlah langkah-langkah mereka, dan turunkanlah atas mereka siksa-Mu yang tidak akan Engkau jauhkan dari kaum yang berbuat jahat. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah. Sesungguhnya hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan. 

Selain doa tersebut, bisa juga dibaca doa qunut nazilah sebagai berikut:

Allahummar fa' 'annal ghala wal waba’ war riba waz zina wal zalazila wal mihan, wa su'alfitan, ma dhahara minha wa ma batan, 'an biladina hadha khasatan wa 'an sa’iri biladil-muslimiin, bi rahmatika ya arhamar rahimiin.

Artinya: Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan cobaan hidup penyakit-penyakit wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, karena sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu adalah kuasa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya