Peneliti Cari Penawar Corona, Mulai Empon-empon hingga Propolis
- bbc
Amin mengakui bahwa pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia agak terlambat dibandingkan di negara-negara lain, karena Indonesia "baru melihat urgensinya setelah ada eskalasi [kasus]". Namun demikian, ia mengatakan lembaga penelitian Eijkman sudah berbicara dengan Biofarma sejak bulan Januari untuk menginisasi penelitian vaksin Covid-19.
Amin berharap para peneliti dapat menghasilkan bibit vaksin dalam satu tahun. Bibit vaksin itu kemudian akan diserahkan ke industri untuk diproduksi massal.
Tak cuma di Eijkman, sejumlah ilmuwan dari berbagai universitas dan lembaga riset di Indonesia juga secara independen melakukan penelitian untuk menemukan obat Covid-19. Mereka mengatakan sudah mengidentifikasi beberapa senyawa yang potensial, sebagian besarnya berasal dari obat-obatan herbal.
Propolis
Muhammad Sahlan, peneliti di Fakultas Teknik Universitas Indonesia, mengembangkan propolis sebagai "alternatif pengobatan" untuk Covid-19. Propolis, yang juga dikenal sebagai "lem lebah", adalah zat resin yang dikumpulkan oleh lebah dari berbagai jenis tanaman. Ekstrak propolis dikenal memiliki berbagai manfaat antara lain antiseptik, anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, hingga menguatkan sistem pertahanan tubuh.
Sejak 2010, pria yang menyandang gelar doktor di bidang teknik kimia ini berusaha "mensaintifikasi" manfaat propolis dengan meneliti struktur molekulnya — melihat caranya berikatan dengan molekul target dalam sel. Propolis yang ia gunakan dalam penelitian berasal dari Tetragonula biroi, lebah tak bersengat asal Sulawesi Selatan.
Akhir Januari lalu, ilmuwan di China menerbitkan publikasi tentang struktur protease virus Covid-19, bagian yang digunakan oleh virus untuk menempel pada sel inang. Dalam struktur yang dipublikasikan itu, sang ilmuwan menyertakan molekul sintetis, disebut N3, yang bisa menjadi inhibitor atau penghambatnya.
Setelah membaca publikasi tersebut, Sahlan dan kawan-kawan langsung melakukan pemodelan dengan senyawa-senyawa kimia yang berasal dari propolis. Senyawa-senyawa itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menempel pada struktur protease virus Covid-19 — membuatnya jadi tidak bisa menempel pada sel manusia.