Alih Fungsi Lahan Marak Bikin Rusak Ekologi Pedesaan

Ilustrasi lahan pertanian.
Sumber :

VIVA – Praktik alih fungsi lahan masih menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan. Namun, tak hanya ketahanan pangan, alih fungsi lahan juga jadi persoalan serius bagi ekologi pedesaan.

Tameng Ubah Desa di Malang Ini Jadi Pusat Hortikultura Modern

Ketua Presidium Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Gunawan menyampaikan hal tersebut. Menurutnya, lahan pertanian yang diubah fungsi menjadi area non-pertanian atau industri menimbulkan dampak negatif.

Dia menyoroti setiap tahun, angka alih fungsi lahan terus meningkat. Sedikitnya 60 ribu hektar lahan pertanian menyusut setiap tahun.

Kawal Implementasi Kebijakan Hapus Utang UMKM, Menteri Maman: Mereka Punya Nyawa Lagi

"Alih fungsi lahan ini membuat hilangnya kawasan budidaya dan kerawananan pangan, rusaknya ekologi kawasan perdesaan," kata Gunawan, Rabu, 11 Maret 2020.

Gunawan menjelaskan alih fungsi lahan bisa disebabkan beberapa faktor. Misalnya, lantaran hasil produksi pertanian tak mencukupi kebutuhan maka lahan pertanian pun dijual. 

48 Tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Peningkatan Kerja Sama Sektor Pertanian

Namun, yang kerap terjadi pemicu alih fungsi lahan karena adanya kebijakan pemerintah yang tak menjaga kawasan pertanian berkelanjutan. Ia juga mengkritisi lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk kesadaran meredam angka alih fungsi lahan.

"Alih fungsi lahan pertanian juga terjadi akibat pemerintah dan pemda tidak berhasil menjaga kawasan pertanian pangan berkelanjutan," jelasnya.

Gunawan menambahkan, alih fungsi lahan selama ini tak pro terhadap nasib petani. Lahan pertanian terdegradasi yang berimbas terhadap ketahanan pangan.

Dia menekankan, untuk mengatasi persoalan ini diperlukan langkah nyata dari pemerintah pusat dan daerah. Perlu kebijakan terobosan dari pemerintah pusat dan daerah untuk melindungi lahan pertanian.

"Khususnya pemerintah pusat mendorong Pemda yang belum punya Perda perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, perda perlindungan dan pemberdayaan petani," tuturnya.


 

Kang Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi Menanam Padi Usai Unggul di Pilgub Jabar Versi Hitung Cepat

Calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024, Dedi Mulyadi dinyatakan menang telak versi hitung cepat berbagai lembaga survei pada 27 November 2024.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024