Hadapi Corona, Jokowi: Jangan Kehilangan Rasa Kemanusiaan

Presiden Jokowi dan Mensesneg Pratikno.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVAnews - Presiden Jokowi terus menyerukan agar rakyat tidak panik menghadapi serangan virus corona. Meskipun dia cukup memahami jika mereka merasa khawatir atas penyakit tersebut.

Sosok di Balik Lagu Viral 'Waktu Ku Kecil', Ibu Rumah Tangga yang Kini Banjir Endorsement

"Kita boleh khawatir atas virus korona, tapi tidak perlu panik," tulis Jokowi melalui akun Twitter resminya, @jokowi, dikutip VIVAnews, Senin, 9 Maret 2020.

Jokowi menegaskan bahwa bangsa Indonesia bisa melewati ujian tersebut dengan bersatu dan bekerja sama. Kemudian, juga dengan tidak kehilangan rasa kemanusiaan.

Berencana Liburan Akhir Tahun ke Luar Negeri? Ini Negara dengan Nilai Tukar yang Menguntungkan!

Dalam postingannya, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu juga menampilkan video ilustrasi yang menggambarkan kepanikan seorang ibu menghadapi wabah virus corona dengan membeli barang-barang kebutuhan secara berlebihan. Namun, setelah diberikan pemahaman oleh sang kakek, ibu tersebut menjadi sadar, dan pada akhirnya mau membantu warga yang lainnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, ada dua lagi warga negara Indonesia yang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19. Dengan demikian, hingga Minggu, 8 Maret 2020 total ada enam orang WNI positif terkena virus corona.

Pemerintah Resmi Naikkan PPN 12 Persen, Simak Alasan dan Ketentuannya

Sementara itu, hingga awal pekan ini, Senin pagi 9 Maret 2020, virus corona telah menjangkiti lebih dari 106.000 orang di 103 negara. Virus bernama resmi Covid-19 itu juga telah menewaskan lebih dari 3.600 penderita.

Dalam laman resminya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merinci sudah ada 106.893 yang terkonfirmasi dan 3.639 di antara mereka meninggal dunia.

>
Ilustrasi kanker

10 Negara dengan Penderita Kanker Terbanyak, Hasilnya di Luar Dugaan!

Dengan lebih dari 100 kanker yang memengaruhi berbagai jaringan dan organ, prevalensinya bervariasi di tiap negara karena berbagai faktor seperti genetik dan gaya hidup.

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2024