VIDEO: Ahli Kesehatan Sebut Corona Lebih Cepat Mati di Indonesia

Motivator kesehatan dr Handrawan Nadesul
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Kepanikan atau ketakutan berlebihan masyarakat Indonesia kepada virus Corona Covid-19 dianggap karena belum memahami sepenuhnya tentang wabah itu. Padahal, orang yang terjangkit penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru yang dinamai Covid-19 itu bisa menyembuhkan diri secara mandiri dengan meningkatkan imunitas tubuh.

Bisa Berujung Kematian, 3 Hal Ini Wajib Dilakukan untuk Cegah Demam Berdarah

Menurut motivator kesehatan dr Handrawan Nadesul, jangkauan atau jarak penularan Covid-19 itu paling jauh hanya dua meter, melalui orang yang terjangkit kemudian batuk atau bersin, kemudian cipratannya mengenai orang lain lalu masuk ke hidung atau melalui selaput mata. Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, tertama paru-paru, itulah virus corona hidup dan berkembang biak hingga menyebabkan sesak napas berat.

Virus corona juga terkategori virus ringkih dan karenanya tidak bertahan lama jika hidup di tempat terbuka, paling lama sembilan jam, terutama di suhu di bawah 27 derajat celsius. Sarana penularan paling banyak memang melalui tangan yang terkena cipratan air liur dari orang terjangkit corona. Karena alasan itulah masyarakat lebih disarankan rajin mencuci tangan hingga bersih; penggunaan masker bagi orang sehat malahan tidak perlu.

Keren! Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Pembasmi Nyamuk Tanpa Asap

Tingkat kematian akibat virus corona, kata Handrawan, hanya dua persen, jauh melebihi tingkat kematian akibat virus SARS yang mencapai 15 persen. Jumlah pasien positif corona jauh lebih banyak yang sembuh daripada yang meninggal dunia.

Bahkan, katanya, virus corona bisa dikatakan jauh lebih ringan daripada virus demam berdarah karena orang yang terjangkit dapat lebih cepat meninggal dunia. Di Indonesia pun setiap tahun selalu ada kasus wabah demam berdarah yang merenggut banyak nyawa tetapi masyarakat tak sekhawatir seperti pada corona.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19
>
Ilustrasi anak sakit.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah, dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024 – sekitar tiga 3 kali lipat lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024