Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Warga Diminta Waspada Lahar Dingin
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)
VIVA – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru, di Jawa Timur meningkat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, hampir setiap hari terjadi 25 sampai 28 letusan gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut.
"Memang hampir setiap hari antara 25 sampai 28 letusan terjadi. Namun, hal yang menonjol aktivitas letusan, hembusan dan guguran lava. Untuk lavanya belum. Itu mungkin luapan laharnya. Kalau lahar kan hubungannya dengan musim hujan. Dan terpantau juga dari kegempaan ada gempa yang menunjukkan getaran lahar di sungai," kata Fungsional Penyelidik Bumi dan Penanggung Jawab Gunung Semeru, Kristyanto, Senin, 2 Maret 2020.
Aktivitas vulkanik di puncak tertinggi tanah Jawa itu terjadi sejak Rabu, 26 Februari 2020 hingga saat ini. PVMBG pun mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer dari Gunung Semeru. Sebab, pada musim hujan Gunung Semeru rawan terjadi banjir lahar dingin.Â
"Rekomendasinya, masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 4 kilometer untuk sektor lereng Selatan sampai Tenggara. Kemudian, masyarakat tidak beraktivitas dengan radius 1 kilometer. Apalagi di radius 4 kilometer ada penambangan untuk Selatan dan Tenggara. Maka dari itu, masyarakat juga mewaspadai karena ini mulai musim hujan mewaspadai terjadinya banjir lahar," ujar Kristyanto.
Kristyanto mengungkapkan, potensi kebencanaan paling besar di kawasan Lereng Semeru adalah banjir lahar. Dia mengimbau penambang pasir di sekitar sungai Besuk Sat, Lumajang untuk selalu waspada akan potensi banjir lahar dingin yang membawa material vulkanik.
"Terutama bagi penambang pasir di sungai-sungai itu. Mewaspadai kalau hujan secepatnya menghindar karena kemungkinan lahar akan turun. Statusnya Semeru sekarang waspada (level II)," ujar Kristiyanto.
PVMBG mencatat sejumlah gempa, terjadi letusan hingga guguran lava. Seperti pada Minggu, 1 Maret 2020, tercatat ada 49 kali gempa letusan, jumlah gugurannya tercatat 14 kali dan tremor harmoniknya 6 kali. Sementara guguran lava jarak luncurnya 750 meter dari lidah lava Gunung Semeru.
"Kemungkinan besar, ini karena ada kontak antara air meteorik hujan yang terus menerus terjadi dan menimbulkan kontak dengan magma sehingga hembusan dan guguran lava ini cukup meningkat," kata Kristyanto.
Â