Fahira Idris Protes Pemerintah Promosi Wisata saat Wabah Virus Corona

Anggota DPD asal DKI Fahira Idris
Sumber :
  • VIVAnews/Foe Peace Simbolon

VIVA – Anggota DPD RI Fahira Idris meminta Pemerintah Indonesia lebih fokus menghalau virus Corona (Covid-19) ketimbang fokus ke persoalan wisata dan investasi.

Siapkan Investasi Rp 267 Triliun hingga 2029, MIND ID Kerek Target Pendapatan Tahunan

Menurut Fahira, saat ini, hampir semua Negara memproteksi dirinya masing-masing bahkan harus menyampingkan kegiatan ekonomi, investasi dan pariwisata demi menghalau agar virus Corona tidak semakin banyak menginfeksi warganya. 

Sebab, jika satu saja kasus infeksi virus Corona ditemukan di sebuah Negara, maka potensi untuk merebaknya Covid-19 sangat besar. Sejumlah Negara kata Fahira, sudah mengambil sejumlah langkah. Termasuk, menyiapkan anggaran untuk menghalau agar virus Corona tidak masuk ke negaranya.

Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat dengan Prinsip FIRE (Financial Independence, Retire Early)

“Makanya sekarang fokus Indonesia itu harusnya bukan jor-joran keluarkan anggaran agar turis datang ke Indonesia,” kata Fahira Idris melalui keterangan resmi, Senin 2 Maret 2020.

Tetapi, lanjut dia, Pemerintah harus menyiapkan segala sesuatu baik itu hal yang substansi mulai anggaran, manajemen krisis, penyiapan alat pemeriksaan virus, kesiapan fasilitas kesehatan, sampai hal teknis misalnya  mengantisipasi kelangkaan masker. “Saya belum melihat Pemerintah membahas ini,” kata dia.

Susun Roadmap, Bahlil Sebut Kebutuhan Investasi Hilirisasi Capai US$618 Miliar hingga 2040

Dia mengaku menyesalkan, kebijakan pemerintah yang saat ini malah lebih berfokus mencari celah ekonomi di tengah kekhawatiran dunia akan pandemi Virus COVID-19. Salah satunya adalah dengan, memprioritaskan guyuran anggaran promosi wisata agar wisman yang batal mengunjungi China, Korea atau Jepang (negara yang sudah terinfeksi virus corona) datang ke Indonesia.

“Kita mau promosi seperti apa dan ke siapa? 40 negera lebih sudah terinfeksi. Negara-negara tersebut pasti mengeluarkan kebijakan pembatasan agar warganya tidak berpergian ke luar negeri dan membatasi masuknya warga negara asing ke negaranya. Saya rasa promosi pariwisata itu pekerjaan yang sia-sia,” ujar Fahira.

Menurut dia, promosi wisata boleh saja, tapi nanti setelah virus tersebut benar-benar bisa dikendalikan. “Saya dan mungkin banyak masyarakat bingung melihat pola pikir Pemerintah saat ini,” katanya.

Fahira menilai, belum ditemukannya satu pun kasus virus Corona di Indonesia justru seharusnya dimanfaatkan Pemerintah untuk se-efektif mungkin mempersiapkan segala sesuatu. Mulai menyusun formulasi dan mengimplementasikan strategi agar virus Corona sama sekali tidak masuk ke Indonesia. Serta, mempersiapkan dengan matang dan komprehensif jika nanti benar-benar ditemukan kasus virus Corona di Indonesia.

Tentunya kata  Fahira, semua pihak berdoa agar tidak ada kasus corona di Indonesia. Sebelum terlambat, lanjut dia, Pemerintah harus bergerak cepat untuk mulai memformulasikan dan menyiapkan strategi menghalau virus Corona dan strategi jika nanti ada ditemukan kasusnya di Indonesia.

“Dari segala sisi, terutama infrastruktur kesehatan, Singapura, Korea, dan Jepang itu lebih maju dari kita. Tapi lihat sekarang, mereka kewalahan menghadapi virus Corona. Hal-hal teknis saja mulai dari kelangkaan masker, ketersediaan bahan makanan, mereka kewalahan menangani. Tantangan kita lebih besar. Wilayah luas, penduduk lebih besar, ditambah kesiapan infrastruktur kesehatan belum mantap,” tutup Fahira.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya