Belum Ditemukan, Ini Identitas Empat Korban Hilang di Sungai Brantas
- ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
VIVA – Sebuah perahu tambang terbalik saat membawa penumpang di Sungai Brantas Kecamatan Bandar Kedung-mulyo, kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 29 Februari 2020. Akibatnya, empat orang hilang tenggelam dan masih dalam proses pencarian. Hingga Minggu sore, 1 Maret 2020, semua korban belum ditemukan.
Data dari Badan SAR Nasional Surabaya menyebutkan, keempat korban hilang itu ialah Anista Sugandis (18 tahun) dan Surip (45 tahun), keduanya warga Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Jombang. Lalu Dadang (22 tahun), warga Desa Ngrombot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk; dan Lutvy Dwi Septina (23 tahun), warga Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Jombang.
Sedangkan, dua penumpang perahu tambang nahas tersebut berhasil menyelamatkan diri, yaitu Feriansyah (25 tahun) asal Dusun Sentanan dan Sukar (55 tahun) asal Dusun Klaci.
Mereka semua, baik yang selamat maupun yang hilang, korban dari terbaliknya perahu tambang setelah mesin mati karena propeler perahu tersangkut sampah pada Sabtu malam, 29 Februari 2020.
Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, I Wayan Suyatna, mengatakan, ada dua SRU (Search and Rescue Unit) yang dikerahkan untuk melakukan penyisiran di Sungai Brantas dengan menggunakan perahu karet. Pencarian dilakukan dari lokasi tenggelam sampai DAM (Pintu Air) Karet.
Penyisiran dilakukan sepanjang sekitar 16 kilometer. Saat melakukan penyisiran ini, kedua SRU air secara bergantian melakukan manuver perahu di beberapa titik yang dicurigai.
"Tujuannya adalah untuk menciptakan gelombang air agar korban yang semula diduga berada di dasar sungai dapat terangkat ke permukaan," kata Suyatna.
"Upaya pencarian para korban ini melibatkan peran serta dari sejumlah unsur SAR, diantaranya tim operasi Kantor SAR Surabaya, Pos SAR Trenggalek, BPBD kabupaten Jombang, Polsek Bandar Kedungmulyo, Koramil Bandar Kedungmulyo, Pos Militer Bandar Kedungmulyo, PMK Jombang, AGL, Perangkat Desa Brodot dan beberapa organisasi Potensi SAR lainnya," ujarnya.