Harumkan Nama Bangsa, UI Berhasil Produksi Listrik di Atas Danau
- VIVAnews/ Zahrul Darmawan.
VIVAnews - Kegigihan civitas dan akademisi Universitas Indonesia (UI) untuk mengharumkan nama bangsa di mata dunia sudah sepatutnya mendapat acungan jempol. Terbukti, berdasarkan sistem perangkingan perguruan tinggi se-dunia berbasis website, atau yang disebut webometrics, UI kini menempati posisi ke-10 di Asia Tenggara dan berada di peringkat 766 di dunia.
Sedangkan untuk dalam negeri, UI berhasil menduduki peringkat pertama sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia, versi Webometrics Ranking of World Universities 2020. Salah satu alasannya, UI dinilai terbaik di dalam membuka akses publikasi ilmiah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat dunia melalui jaringan internet.
Perolehan ini didasarkan atas keberhasilan UI dalam memenuhi penilaian webometrics yang terdiri atas empat indikator, yaitu presence merupakan jumlah halaman website dari domain web utama, termasuk seluruh subdomain yang ada di perguruan tinggi.
Selanjutnya, visibility merupakan jumlah eksternal link unik yang terhubung ke domain web perguruan tinggi (inlinks) yang terekam search engine (Google). Kemudian transparency/openness, yang merupakan jumlah kutipan dari 110 penulis teratas. Dan indikator terakhir ialah excellence or scholar, yang merupakan jumlah artikel publikasi ilmiah karya sivitas akademika yang terindeks pada jurnal internasional bereputasi tinggi.
Beberapa perguruan tinggi Indonesia yang masuk ke dalam lima terbaik di Indonesia versi Webometrics 2020 setelah UI yaitu Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas sebelas Maret UNS Surakarta.
Humas UI, Egia Tarigan, menjelaskan webometrics merupakan sistem perangkingan perguruan tinggi se-dunia berbasis website. Webometrics meyakini bahwa kehadiran dan visibilitas web dapat dijadikan indikator kinerja global sebuah universitas.
“Indikator ini mempertimbangkan komitmen pengajaran, hasil penelitian, prestise internasional hingga hubungan dengan masyarakat, termasuk sektor industri dan ekonomi, universitas,” katanya pada Sabtu, 29 Februari 2020.
Pemeringkatan dilakukan oleh Cybermetric lab Spanyol dengan menilai lebih dari 19.000 lembaga perguruan tinggi di dunia. “Sistem pemeringkatan webometrics bertujuan untuk mempromosikan publikasi web, mendukung inisiatif open access, mendukung akses elektronik untuk publikasi ilmiah dan materi akademik lainnya.”
Listrik Pintar
Seakan tak pernah puas dengan sederet prestasi yang telah dicapai, UI pun kembali menunjukan eksistensinya sebagai salah satu punggawa peradaban dunia pendidikan di tanah air.
Kali ini, almamater kuning itu berhasil membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS dengan konsep terapung di Danau Mahoni, lingkungan kampus UI, Depok, Jawa Barat. Inovasi yang baru kali pertama hadir di Indonesia itu, diyakini bisa menghemat biaya sekaligus ramah lingkungan alias go green.
PLTS terapung yang digarap oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik UI (FTUI) dan dosen ini dianggap cocok untuk negara yang berada di daerah tropis, seperti Indonesia. Sebab, negeri ini memiliki banyak potensi perairan alam, seperti waduk, danau ataupun situ.
Dengan alat penunjang berupa 36 panel surya bifacial berkapasitas 260 watt peak, PLTS itu disebut-sebut sudah beroperasi dan menghasilkan listrik 10.000-13.000 watt peak dan kini mengalir keseluruh kantin FTUI Depok.
Salah satu mahasiswa FTUI perangkai alat tersebut, Iksan, menjelaskan sistem PLTS terapung ini dirangkai oleh delapan mahasiswa dengan bantuan dari tiga dosen pendamping. Alat tersebut, dipasang di atas air dengan menggunakan jenis panel surya bifacial (dua sisi) dan digadang-gadang baru pertama kali diterapkan di Indonesia.
“Panel dua sisi ini diharapkan bisa menyerap dan menghasilkan energi yang lebih besar karena sisi depan menerima sinar matahari langsung dan sisi sebaliknya menerima sinar dari pantulan air,” ujarnya.
Iksan menuturkan sistem penerimaan energi itu telah diperbaharui dan pengukuran daya tampung serta operator PLTS ini dilakukan menggunakan smartphone sehingga dapat dipantau dari manapun.
Sementara itu, Dekan FTUI, Hendri Budiono, mengatakan pembuatan panel ini merupakan kerjasama antar beberapa pihak. Hendri menyebut, panel ini diperuntukan untuk penelitan teori serta praktek bagi mahasisa FTUI.
“Ke depannya Fakultas Teknik UI akan mengembangkan teknologi PLTS terapung ini agar dapat lebih efisien dan handal, serta lebih murah dalam hal pembiayaan.”