Ada Pemerasan Rp750 Ribu ke Penumpang, Nama Opang Semakin Rusak

Ojek pangkalan yang viral di media sosial
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Sejumlah driver ojek pangkalan (opang) di kawasan terminal Kalideres, Jakarta Barat mengaku kecewa dan khawatir atas tindakan ketiga driver opang yang memeras penumpang sebesar Rp750 ribu.

Kasusnya jadi Kontroversi, Jaksa Minta Hakim Bebaskan Guru Supriyani dari Segala Tuntutan

"Tentu kami ojek pangkalan di sini (terminal) sangat kecewa. Sebenarnya angka segitu nggak masuk akal. Per orang Rp250 ribu itu nggak wajar," kata Gumam Sumbolon (54 Tahun) saat ditemui VIVAnews di terminal Kalideres.

Lelaki yang akrab disapa Rambo itu menyatakan ia dan rekan-rekan driver ojek lainnya di terminal Kalideres khawatir akan hal tersebut. Baginya, tindakan ketiga pelaku itu akan merusak citra tukang ojek pangkalan. 

Kapolsek dan Kanit Reskrim Baito Disidang Etik Buntut Dugaan Pemerasan Uang Guru Supriyani

"Takutnya penumpang acuh tak acuh sama kita. Kalau mereka sudah nonton video itu di Youtube, dikirain kita samakan. Jadi, satu makan cempedak semua kena getahnya," lanjutnya. 

Sumbolon dan rekan-rekannya mengatakan sudah menonton video pemerasan itu seminggu lalu di Youtube. Namun, mereka mengaku tidak mengenal ketiga oknum tersebut.

Soal Nasib Berkas Kasus Pemerasan Firli Bahuri ke SYL, Kejaksaan Bilang Begini

"Saya tidak mengenal mereka. Di sinikan bebas ojek keluar masuk," celutuk pria asal Medan itu. 

Hal senada juga diutarakan salah seorang driver ojek yang berada di terminal Kalideres. 

Menurutnya, ulah ketiga pelaku pemerasan tidak dapat dibenarkan. "Saya nggak tega, itu bukan mahal lagi tapi keterlaluan. Seandainya itu di posisi, saya nggak berani, uangnya mau pake juga nggak berkah," ujarnya. 

Bahkan, menurut pria yang enggan menyebutkan namanya itu, seharusnya ketiga driver opang punya rasa iba kepada penumpang lantaran mereka tidak sanggup membayar sesuai dengan permintaan.  

"Seharusnya tukang ojek itu punya rasa iba. Apalagi penumpangnya berasal dari daerah," Lanjutnya. 

Kejadian inipun menyita perhatian Djoko Setijowarno, seorang pengamat transportasi. Menurutnya, kejadian itu terjadi akibat belum adanya regulasi khusus yang mengatur tentang opang.

"Opang itu tidak diatur. Ini berbeda dengan ojol yang punya regulasinya," jelas Djoko saat dikonfirmasi VIVAnews.

Bagi Djoko, persoalan tersebut terletak pada tawar-menawar antara driver ojek dan penumpang. Jika perjanjian sudah disepakati sejak awal kemungkinan hal itu tidak terjadi. 

Sebelumnya, vidio pemerasan terjadi mana kala ketiga penumpang baru saja turun dari bus rute Kediri-Jakarta di Terminal Kalideres yang hendak melanjutkan perjalanan ke kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Lantaran tak bisa memesan taksi atau pun ojek online, maka ketiganya pun memesan opang. Ketiga penumpang itu percaya begitu saja dengan para opang lantaran saat menegoisasi tarif, para opang menyebut angka 25 yang diasumsikan Rp25.000.

Namun ternyata saat tiba di tujuan, para opang itu meminta Rp750 ribu dengan pengertian bahwa 25 yang mereka maksud itu adalah Rp250 ribu. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya