Jemaah Meski Tahu, Ini Inovasi Pelayanan Haji 2020
- ANTARA FOTO
VIVA – Meski indeks kepuasan jemaah haji (IKJH) terus meningkat dan sangat memuaskan pada 2019, tapi ini tidak menyurutkan Kementerian Agama untuk melakukan peningkatan layanan. Karena itu, sejumlah inovasi telah disiapkan Kemenag dalam penyelenggaraan haji tahun 2020/1441 H.
Inovasi layanan haji dalam negeri menjadi utama yang akan dilakukan Kemenag. Terutama dengan penguatan manasik melalui program manasik sepanjang tahun dan sertifikasi pembimbing ibadah haji. Manasik sepanjang tahun pada 2020 ditargetkan bisa dilaksanakan di 34 provinsi.
“Sampai saat ini, sudah terselenggara di 13 provinsi. Jemaah dapat setiap waktu mengikuti bimbingan manasik haji," kata Menteri Agama Fachrul Razi dalam keterangan pers di Kementerian Agama, Selasa 18 Februari 2020.
Ditambahkan Menag, bersamaan dengan ini juga telah dilakukan penyempurnaan buku manasik agar lebih mudah dipahami oleh para jemaah. Selain itu, inovasi lain juga dilakukan dengan penggunaan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Setelah sempat tertunda, tahun 2020, Bandara Kertajati resmi ditetapkan sebagai embarkas atau debarkasi bagi jemaah haji asal Jawa Barat.
Penggunaan Bandara Kertajati diharapkan akan memudahkan keberangkatan dan kepulangan jemaah haji asal Jawa Barat. Pembangunan asrama haji Jawa Bawat di Indramayu juga sudah berjalan dan diharapkan dapat digunakan pada musim haji 2021.
Kemenag juga akan menambah layanan fast track atau jalur cepat keimigrasian. Bila tahun lalu hanya dinikmati jemaah yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, untuk jemaah DKI, Banten, Lampung, dan Jabar, tahun ini dapat dinikmati juga bagi jemaah yang berangkat dari Bandara Juanda Surabaya atau jemaah Jatim, Bali, dan NTT.
"Dengan fast track, proses keimigrasian akan dilakukan di Bandara Soetta dan Juanda, sehingga saat tiba di Bandara Jeddah atau Madinah, jemaah tidak perlu antre lama, bisa langsung menuju bus dan diantar ke hotel," kata Menag Fachrul Razi.
Sementara pengalokasian kuota difokuskan untuk prioritas lansia. Pada tahun pertama ini, dialokasikan sebesar 1 persen dari total kuota. Ada tiga kategori yang akan mengisi kuota 1 persen lansia tahun ini. Jemaah berusia di atas 95 tahun dan masa tunggu 3 tahun, yang jumlahnya 441 orang.
Kemudian lansia berusia 85-95 tahun dengan masa tunggu 5 tahun yang jumlahnya 1.505 orang. Terakhir, kategori lansia usia 75-85 tahun dengan masa tunggu 10 tahun dengan jumlah 94 jamaah.
Menurut Menag, kuota sebanyak 1 persen ini di luar jemaah haji lansia yang memang akan berangkat tahun ini. Menurut data Siskohat, total ada kurang lebih 33 ribu jemaah lansia yang berhak lunas tahun ini sesuai urutan porsinya.
"Jadi, jika digabungkan secara total, akan ada sekitar 35 ribu jemaah haji lansia yang berangkat tahun ini," katanya.
Selain itu, juga dilakukan pembangunan Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) yang ditarget ada 56 PLHUT. Ini akan mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan yang lebih baik, efektif dan efiesien.
Kemudian revitalisasi asrama haji. Saat ini sudah ada 14 dari 24 target asrama haji yang sudah direvitalisasi. Sisanya, diharapkan selesai tahun ini dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan akomodasi jemaah haji.
"Selain itu, revitalisasi ini juga berdampak pada penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)," katanya.
Inovasi lain adalah rekrutmen petugas haji berbasis Computer Asested Test (CAT). Mulai tahun ini, CAT diberlakukan sejak rekrutmen tingkat Kankemenag Kab dan Kota agar lebih transparan.