Korban Bom Teror Kedubes Australia 2004: Mengapa Saya Maafkan Pelaku
- bbc
Rois memulai dengan menanyakan di mana Iwan saat pengeboman terjadi.
Iwan menjawab, dia saat itu tengah membonceng istrinya, Halila, untuk memeriksakan kehamilan yang memasuki usia delapan bulan.
Suasana di awal pertemuan agak canggung.
Sarah sempat menangis karena menyatakan "takut" untuk bertanya, sebelum melontarkan pertanyaan, "Mengapa Bapak melakukan itu?"
Rois menunjuk mata kanannya yang ia sebutkan "tak bisa melihat" dan terjadi saat "penyidikan".
"Saya tidak melakukan itu … mengapa saya mengakui? Pertanyaan saya mengapa mata saya seperti ini? Yang membuat saya mengakui karena mata saya seperti ini," kata Iwan.
Penjelasan ini kemudian terbantah dengan pernyataan Hassan yang menyatakan keduanya memiliki peran yang sama, yakni membeli kendaraan pengangkut dan bahan lain untuk peledakan, atas perintah petinggi Jemaah Islamyiah asal Malaysia, Noordin M Top dan Azahari.
Namun sebelum berpisah, Rois menyatakan, "Dia mendoakan dan kalau saya punya kesalahan, saya minta maaf. Saya ikut bersimpati atas apa yang terjadi. Saya sangat-sangat merasakan."
Iwan Darmawan alias Rois, terpidana mati pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta. - BBC
Iwan sendiri menyatakan kecewa atas pertemuan dengan Rois yang ia sebut "masih keras, dan kalau dia ketemu sama yang keras atau lebih keras lagi, (bisa kembali) jadi (radikal) tuh ."
Namun ia masih menyatakan harapan, pertemuan dengan keluarga kecilnya dengan cerita yang mereka sampaikan terkait dampak pengeboman itu, dapat "membuka hatinya."
Pertemuan selanjutnya adalah dengan Ahmad Hassan, terpidana mati yang pernah ditemui Iwan sebelumnya.
Kekhilafan saya dan teman-teman