VIDEO: Tokoh 'Galuh' Tantang Ridwan Saidi Datang ke Ciamis
- Youtube Talk Show tvOne.
VIVAnews - Sejarawan Ridwan Saidi memicu pro dan kontra di masyarakat. Sebabnya, tokoh yang kerap disapa 'Babe" itu menyebut tidak ada kerajaan Galuh di Ciamis.
Tak hanya itu, Ridwan juga mengatakan kata Galuh artinya adalah brutal. Pernyataan itu lantas membuat sejumlah warga Ciamis protes dan bahkan mengancam akan melaporkan Ridwan Saidi ke polisi.
Tapi, dalam acara Apa Kabar Indonesia malam di tvOne, Minggu, 16 Februari 2020, Ridwan menjelaskan argumentasi ilmiahnya soal kata 'brutal'. Menurutnya, terjemahan itu mendasarkan pada kamus bahasa Armenia ke Inggris akhir abad ke-19.
Soal tidak adanya Kerajaan Galuh, Ridwan mendasarkan pada tidak adanya prasasti yang ditemukan yang menyebutkan keberadaan kerajaan tersebut. Hal itu beda dengan Kerajaan Sunda Pakuan di Bogor.
Ridwan juga mengingatkan dalam bicara sejarah tidak boleh diberlakukan semacam otonomi daerah. Semua orang boleh berbicara. Seperti halnya ketika seorang profesor bernama Profesor Lance Castles dari Australia, membuat tulisan yang mengatakan bahwa Betawi keturunan Budak.
Ketika itu, tidak satu pun orang Betawi yang marah. Mereka justru berusaha mendatangkan Lance Castles dalam suatu forum perdebatan, diskusi, tahun 2001.
Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis, Yat Rospia Brata, menyatakan apa yang mereka persoalkan adalah pernyataan 'Galuh brutal', prasasti palsu, kemudian tidak ada kerajaan.
"Kenapa bawa-bawa etnis Betawi, kami tidak ke sana, mohon maaf ya," kata Yat.
Yat mengatakan persoalan Galuh lebih ke persoalan mental, believe, keyakinan. Menurutnya, perkataan Ridwan Saidi sudah membuat masyarakat di sana terkoyak dan marah.
Tapi, jika Ridwan meminta maaf maka mereka berkenan memaafkan. Selanjutnya, mereka meminta Ridwan untuk datang hari Kamis, pukul 08.00 WIB.
Bagaimana jawaban Ridwan Saidi, apakah ia berani memenuhi permintaan itu? Lihat dalam video di bawah ini:
2018/01/04/obyek-wisata-pantai-trianggulasi-banyuwangi/