Optimalkan IA-CEPA, Momen RI Perkuat Australia Jadi Mitra Strategis
- Istimewa
VIVA – Ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) harus bisa direalisasikan menjadi keuntungan kedua negara. RI diminta optimal karena kerja sama ini seharusnya direalisasikan sejak lama.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan momen ini harus dioptimalkan RI. Australia dipandang bisa menjadi mitra strategis dalam berbagai sektor terutama ekonomi.
Dia menekankan potensi angka investasi Australia cukup besar sehingga jangan sampai mangkrak. Kondisi ekonomi global dan nasional juga harus menjadi perhatian. Ia menilai potensi investasi Australia besar tapi butuh waktu.
"Selama ini sudah Rp500 triliun komitmen investasi mangkrak. Angka ini cukup signifikan kalau direalisasikan. Jadi, dengan kondisi tekanan ekonomi yang tinggi seperti saat ini investasi baru dari Australia sepertinya masih bakal butuh waktu," kata Bhima, Kamis, 13 Februari 2020.
Pun, hal sama disampaikan pengamat lainnya, Darmansyah. Ia yakin IA-CEPA menjadi momen yang bisa menguntungkan RI. Salah satu dari keuntungan ini penambahan tambah kuota visa libur dan kerja WNI oleh Australia.
Regulasi harus dipermudah demi melancarkan investasi dari negeri Kanguru tersebut. Menurutnya, dengan IA-CEPA bisa menekan RI untuk berhutang dari lua negeri.
"Bagus, saya optimis dengan IA-CEPA hanya harus didukung regulasi yang benar dan jangan menghambat. Ini bagus juga biar enggak mencari utang luar negeri," ujar Darmansyah.
Sebelumnya, hasil kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Australia berbuah positif dengan adanya ratifikasi IA-CEPA. Jokowi optimis dengan Australia sebagai mitra strategis dalam menguatkan sektor ekonomi.