WNI Eks ISIS Diyakini Bisa Tobat seperti Napi Teroris Umar Patek

Ilustrasi pelatihan militan ISIS di Irak
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Mantan narapidana terorisme, Khairul Ghazali, menyarankan pemerintah untuk mengkaji ulang keputusannya menolak memulangkan 600-an warga negara Indonesia yang menjadi pengikut kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.

Panglima AD Joseph Aoun Jadi Presiden Baru Lebanon, Siapkan Kebijakan Tangkal Israel

"Kami eks-eks teroris Sumut menyerukan kepada pemerintah agar meninjau kembali dan membatalkan keputusan yang dangkal tersebut, dan membuka ruang-ruang dialog dengan mengikutsertakan masyarakat sebagai ujung tombak demokrasi," katanya saat dikonfirmasi VIVAnews, Rabu, 12 Februari 2020.

Ghazali dengan tegas menganggap ?Pemerintah sepertinya berdalih dengan modus menolak memulangkan itu untuk melindungi 260 juta penduduk di Indonesia, tetapi itu artinya mengorbankan 600-an WNI di Suriah.

PBB Sebut "Peluang Besar" Sekaligus "Ancaman Serius" terhadap Kedaualatan dan Integritas Suriah

Reputasi tokoh-tokoh ISIS di Suriah asal Indonesia seperti Abu Jandal atau Bahrum Naim, menurutnya, belum dapat disamakan dengan pendahulu mereka seperti Abu Tholut, Umar Patek, Ali Imran, dan lain-lain. Sepak terjang Abu Tholut dkk dan reputasinya, katanya, tidak diragukan lagi, tetapi mereka akhirnya bertobat dan kembali pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Mereka toh kembali ke pangkuan NKRI, yang menunjukkan seradikal apa pun para kombatan itu, mereka masih mempunyai hati untuk berubah dengan pendekatan humanis dan soft approach yang dilakukan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) belakangan ini," ujarnya.

Kemenangan Pemberontak di Suriah Picu Ketakutan China

Ghazali menilai keputusan pemerintah itu dibuat sangat tergesa-gesa tanpa ada penelitian dan ?riset sehingga kebijakannya prematur dan bertentangan dengan hak asasi manusia.

"Demikian penegasan dari kami pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Sumut yang mendidik puluhan anak-anak mantan napiter (narapidana terorisme) dalam rangka pencegahan dini dan memutus mata rantai terorisme," ujarnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menemui para tentara Ukraina yang dirawat di sebuah rumah sakit di New York City pada Senin (18/9).

Rezim Assad Runtuh, Begini Cara Ukraina Perkuat Pengaruhnya di Timur Tengah

Salah satu ikhtiar Ukraina melakukan diplomasi bantuan kemanusiaan ke Suriah. Ukraina ingin perkuat pengaruhnya di Timur Tengah sekaligus untuk mengurangi dominasi Rusia.

img_title
VIVA.co.id
10 Januari 2025