Memprihatinkan, Murid SD Bersekolah di Gedung Bobrok
- bbc
Neja bercerita tentang proses pengajuan perbaikan sekolah. Awalnya, sekolah membuat proposal kebutuhan renovasi.
Kemudian, proposal tersebut diusulkan ke Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa.
Jika disetujui, tahap selanjutnya adalah Musrenbang tingkat kecamatan. Kemudian, proposal dibawa ke pemerintah kabupaten untuk diputuskan.
"Saya tidak tahu rapat di kabupaten. Jadi sampai kecamatan saja (saya terlibat) karena dibarengi dengan kantor pendidikan," ujarnya.
Ia hanya bisa memantau dan menanyakan pihak kabupaten apakah proposalnya diterima atau tidak, tanpa mengetahui alasannya.
"Yang anggaran tahun 2020 lagi proses. Sebentar lagi akan ada musrenbang kecamatan, ketahuan mana yang diterima dan tidak. Kalau tidak ke data, ya menunggu 2021," ujarnya.
Modus penyelewengan swakelola: "Terima kunci"
Berjarak lima kilometer dari SDN Kamulyaan, saya mengunjungi sekolah dasar lain yang bernama SDN Cibentang 02.
Sekolah ini memiliki 12 rombongan belajar (rombel) yang dibagi dalam tujuh kelas.
Jadi, tiap kelas ditempati dua rombel yang masuk pagi dan siang hari dengan total 309 siswa.
Dari tujuh kelas, ada tiga ruang kelas yang berdiri di atas satu bangunan dikategorikan oleh sekolah sebagai rusak berat.
Berbeda dengan sekolah sebelumnya, dinding tiga kelas ini masih terlihat kokoh. Retakan hanya ada di sebagian kecil sudut kelas.
Permasalahan utama bangunan ini adalah renovasi yang "abal-abal", dari penggunaan bahan berkualitas rendah dan tidak sesuai spesifikasi, hingga pelaksanaan yang tidak sesuai prosedur.
Kondisi sekarang, bangunan ini tidak memiliki plafon dan menggunakan genteng bekas hasil patungan guru dan masyarakat.
Akibatnya, tiap kali hujan, air bocor menggenangi lantai kelas, bangku dan meja. Proses belajar mengajar pun terganggu.
"Jadi plafonnya abal-abal dan berjatuhan, jadi saya suruh buka semua, takut jatuh kena anak-anak, lebih bahaya lagi. Untung anak-anak tidak ada pas jatuh," kata Kepala Sekolah SDN Cibentang 02, Oboh Khaerul Misbah.
Ia menceritakan bangunan tersebut direnovasi pada tahun 2013 melalui metode swakelola.
"Tapi oleh oknum kepala sekolah sebelum saya, diborongkan lagi ke dua pihak lain, yaitu tembok (pengecatan) lain, kemudian kosen dan atap lain. Bahkan pas saya ke sini, ditinggal sama pemborongnya, belum selesai," ujarnya.
Swakelola adalah metode pembangunan yang pelaksanaan dan pengawasan diakukan oleh panitia pembangunan sekolah dan tidak boleh diserahkan pekerjaan kepada pihak ketiga.
Panitia tersebut terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab, komite sekolah, unsur guru, dan unsur masyarakat.