Logo BBC

Wacana Legalisasi Ganja Dikaitkan dengan Pengentasan Kemiskinan

Darwin sudah berhenti menjadi petani ganja sejak kawan-kawannya berurusan dengan penegak hukum. - Hidayatullah
Darwin sudah berhenti menjadi petani ganja sejak kawan-kawannya berurusan dengan penegak hukum. - Hidayatullah
Sumber :
  • bbc

"Pertama kali ia membeli sebanyak 100 sampai 300 kg, sayangnya ia hanya datang dua kali dalam setahun," kisah Darwin, mantan petani ganja.

Berangkat dari latar belakang petani tembakau, di usia 17 tahun pada tahun 1975 itu, ia bersama dengan tiga sahabatnya mulai menanam ganja secara luas di lereng Gunung Seulawah, Aceh Besar.

"Saya masuk SMA dan pulang kampung, saya lihat banyak pencurian di kampung, saya pikir ini banyak pengangguran, makanya saya ajak mereka untuk menanam ganja," Darwin.

Saat itu, Darwin bersama dengan temannya menanam ganja seluas satu hektare dengan kurun waktu panen tujuh bulan sekali. Alhasil pencurian di kampungnya mulai berkurang, dari situ ia meyakini bahwa tanaman ganja dapat mengurangi pengangguran dan kejahatan kriminal.

"Tapi memasang dasar kita Aceh, gampang masuk uang, gampang keluarnya, keadaan kampung aman pencurian hanya bertahan sementara, kemudian terulang kembali," jelas Darwin sembari membungkus tembakau rokok dengan daun nipah.

Dari kejadian tersebut, Darwin mulai berhenti menanam ganja, sebab sejak tahun 1980 banyak temannya yang mulai berurusan dengan pihak kepolisian, baik mereka yang menggunakan ganja untuk mabuk-mabukan maupun menanamnya.

"Makanya kalau pemerintah mengizinkan menanam ganja, itu cukup sekali saja, untuk modal, karena kalau untuk selamanya saya rasa tidak mungkin mensejahterakan masyarakat," tutup Darwin.

Manfaat ekonomi dan kesehatan ganja