Andre Rosiade Merasa Diserang Balik gara-gara Penggerebekan PSK
- VIVAnews/Robbi Yanto
VIVA – Politikus Partai Gerindra Andrei Rosiade merasa diserang balik oleh kelompok tertentu gara-gara aksinya yang terlibat dalam penggerebekan praktik prostitusi di sebuah hotel di kota Padang, Sumatera Barat, pada akhir Januari lalu. Dia tak menyebut jelas identitas kelompok yang menyerangnya, tapi menganggap itu perlawanan terhadap pemberantasan maksiat.
Dalam akun Twitter-nya, @andre_rosiade, Andre menyoal mereka yang mempolemikkan penggerebekan itu, bahkan sebagian yang lain mencurigainya menjebak si perempuan seks komersial yang ikut digerebek. Padahal, katanya, penggerebekan itu dilakukan oleh puluhan personel polisi dan disaksikan banyak orang. Polisi bahkan sudah menetapkan seorang sebagai tersangka.
Dengan menautkan akun Twitter mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, Andre menuding Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah tak berbuat apa-apa atas praktik maksiat yang dia klaim telah meresahkan masyarakat itu. "Walikota bapak diam aja kok. Jgn drama pencitraan."
"Kenapa di ributkan sekarang," dia mempertanyakan orang-orang yang mencemoohnya. "Padahal Polisi sudah menetapkan TSK. Mungkin ada yg terganggu pencitraannya. Atau ini Fight back terhadap pemberantasan Maksiat di Padang."
Andre, yang juga anggota DPR RI sekaligus warga asli Padang, bersumpah tak rela kota kelahirannya menjadi tempat maksiat dan diazab oleh Tuhan. Masyarakat pun sudah banyak yang mengadukan praktik prostitusi terselubung itu kepadanya.
"Untuk itu," dia berdalih, "saya bekerjasama dengan Polisi untuk memberantas prostitusi online. Saya tidak mau menjadi selemah-lemahnya umat."
Peristiwa Penggerebekan
Penggerebekan itu terjadi pada 26 Januari di sebuah hotel berbintang di Kota Padang oleh Tim Cyber Ditreskrimsus Kepolisian Daerah Sumatera Barat. Seorang PSK, berinisial NN, ditetapkan sebagai tersangka.
Andre diketahui beberapa kali mengikuti razia oleh Satpol PP dan aparat terkait ke sejumlah tempat di Kota Padang yang ditengarai menjadi tempat praktik terselubung prostitusi sejak Desember 2019. Dia mengaku ikut resah atas maraknya praktik prostitusi di Padang, terutama setelah menerima banyak laporan dari masyarakat.
Ketua Partai Gerindra Sumatera Barat itu menepis tudingan sebagian kalangan yang menganggap dialah yang merencanakan penggerebekan. Dia enggan berpolemik, atau meladeni mereka yang menyerangnya, dan meminta publik mengikuti saja proses hukum di kepolisian.