Akibat Corona, Banyak Perusahaan Hentikan Operasional di China
- Sumber: BBC
VIVA – Wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China, sudah menyebar ke lebih dari 20 negara dan telah mengganggu perekonomian global. Sejumlah perusahaan multinasional terpaksa menghentikan kegiatan operasionalnya di China.  Â
Virus corona telah menyebabkan 425 orang meninggal dan lebih dari 17 ribu warga Wuhan terinfeksi. Virus sudah menyebar ke 20 negara menyebabkan Pemerintahan negara Amerika Serikat, Eropa dan Asia memberlakukan regulasi untuk menutup kunjungan wisata dari China. Â
Maskapai menghentikan penerbangan dari dan ke negara China. Perusahaan-perusahaan asing menarik semua para karyawan dan eksekutifnya dari China.Â
Bahkan, sejumlah perusahaan multinasional terpaksa menghentikan sementara kegiatan operasionalnya akibat wabah corona. Perusahaan elektronik Apple Inc berencana sudah menutup semua tokonya di China sampai 9 Februari.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu mempunyai 10 ribu pekerja di China. Apple juga berencana menghentikan kegiatan pabrik-pabrik yang memproduksi komponennya di China, yang dijual di seluruh dunia.Â
"Dengan kewaspadaan dan berdasarkan imbauan terbaru dari para ahli kesehatan, kami menutup semua kantor-kantor perusahaan kami, toko-toko, dan contact center di daratan China hingga 9 Februari," kata juru bicara Apple dikutip dari Wall Street Journal, Selasa 4 Februari 2020.Â
Produsen pakaian, Levi Strauss & Co, yang Oktober lalu membuka toko terbesar di Wuhan, China, juga terpaksa menutup ribuan outlets di negara epidemik virus corona itu. Ribuan gerai McDonald's dan Starbucks juga ditutup di seluruh dataran China.Â
Industri otomotif juga terdampak. Perusahaan otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor, terpaksa menghentikan sementara kegiatan operasionalnya di salah satu pabriknya pada 4 Februari 2020, karena kekurangan suku cadang akibat virus corona di China. Â
"Untuk saat ini jalur produksi untuk sedan Genesis di pabrik Nomor 5 di Ulsan untuk sementara dihentikan. Situasinya tidak terlalu baik," kata juru bicara Hyundai dikutip dari Channel News Asia.Â