Penolakan di Natuna, Ketua MPR Sebut Penjelasan dari Pemerintah Kurang

Sejumlah warga Natuna melakukan aksi unjuk rasa tolak karantina WNI dari Wuhan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Cherman

VIVA – Kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China untuk dikarantina di Natuna sempat ditolak oleh warga setempat. Aksi penolakan ini dinilai karena pemerintah yang kurang dalam memberi penjelasan. 

China Bangun Harbin Ice-Snow World, Taman Hiburan Es dan Salju Terbesar Dunia

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menyayangkan adanya penolakan dari warga tersebut. Bamsoet juga mengharapkan pemerintah menjelaskan seterang-terangnya bahwa karantina tersebut tidak berbahaya untuk warga lokal.

Mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menegaskan pemerintah juga kurang atau telat dalam memberikan penjelasan. Akibatnya, banyak warga yang telanjur mendapatkan informasi-informasi hoaks mengenai virus Corona.

Impor Ilegal Dituding Jadi Biang Kerok PHK Ratusan Ribu Buruh Tekstil, Wamenaker Buka Suara

"Penting bagi pemerintah untuk terus melakukan penjelasan. Kemarin kurang. Lebih banyak berita hoaksnya, yang takut-takutnya, dibandingkan berita penjelasan bagaimana penyakit ini. Menularnya bagaimana, gejalanya, itu yang harus diberikan," kata Bamsoet di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa 4 Februari 2020.

Dia menyatakan, penolakan itu juga sebetulnya tidak patut dilakukan. Sebab, mereka adalah warga negara Indonesia atau saudara sebangsa.

Film Indonesia Mencuri Perhatian di Hainan Island International Film Festival di China

"Saya mengimbau bahwa yang datang ke Natuna adalah saudara-saudara kita sendiri, warga negara Indonesia dan tidak sepatutnya sesama saudara saling menolak," ujar Bamsoet.

Dia pun mengingatkan, yang datang ke Natuna itu bukan dalam keadaan sakit. Mereka adalah orang-orang sehat yang perlu diobservasi untuk mencegah penularan.

"Mereka bukanlah berbahaya, bukanlah menyebar penyakit atau membawa penyakit, seharusnya dirangkul dan seharusnya punya empati," ujar Bamsoet.

Sebelumnya diberitakan, warga Natuna menolak wilayahnya menjadi lokasi observasi WNI dari Wuhan, China. Penolakan ini sempat membuat aksi massa ricuh dengan membakar ban.

Siswa SMP IDN saat mengikuti kompetisi AI dan Robotik di Beijing, China. (Istimewa)

5 Siswa SMP asal Bogor Raih Juara Pertama Kompetisi AI Robotik Internasional di China

Lima siswa asal IDN Boarding School, Bogor, meraih penghargaan juara pertama dalam kompetisi AI atau kecerdasan buatan dan robotik tingkat internasional di China.

img_title
VIVA.co.id
25 Desember 2024