Harga Masker Meroket Capai Rp1,5 Juta
- Mohammad Yudha Prasetya/VIVAnews
VIVA – Mewabahnya virus Corona asal Wuhan, yang telah menjangkit ke banyak wilayah di China serta ke sejumlah negara lainnya, menimbulkan dampak yang cukup signifikan, baik secara medis, sosial atau bahkan dari kacamata perekonomian.
Bahkan, maraknya wabah virus Corona itu ternyata sampai berdampak signifikan, hingga ke sektor penjualan masker kesehatan di sejumlah pasar dan pusat penjualannya di Tanah Air.
Hal itu diamini oleh Rita (40 tahun), salah seorang pedagang masker di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Dia mengaku, sejak sepekan terakhir harga dan tingkat penjualan masker dari berbagai merek dan tipe memang melonjak drastis, karena diburu oleh masyarakat.
"Semua tipe masker sekarang sangat laku, karena yang penting sudah masuk standar medis. Seperti misalnya memiliki tiga lapisan atau bahkan yang model N95," kata Rita saat ditemui VIVAnews di tokonya, kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Selasa 4 Februari 2020.
Rita menjelaskan, awalnya harga masker N95 normal itu sekitar Rp215.000 per boks, dengan isi 20 masker. Namun, hanya dalam kurun waktu sepekan terakhir, harga satu boksnya sudah meroket ke kisaran Rp1,2 juta sampai Rp1,5 juta per boks. "Tergantung mereknya," ujar Rita singkat.
Namun, Rita memastikan bahwa kenaikan harga yang drastis ini bukanlah ulah pihak pabrik, karena ternyata stok masker-masker tersebut di pabriknya pun telah kosong. "Jadi mungkin saya rasa itu dari tangan ke tangan. Karena kita langsung ke pabrik itu sudah tidak ada barang," ujar Rita.
Selain pada tipe masker N95, kenaikan harga yang tinggi juga terjadi pada tipe masker biasa, seperti misalnya masker bermerek Neo. Jika sebelumnya Rita sempat menjual masker tersebut dengan harga Rp18 ribu (grosir) hingga Rp25 ribu (eceran) per boksnya, maka saat ini harga per boks isi 50 masker itu sudah mencapai Rp75 ribu sampai Rp85 ribu.
"Untuk masker biasa dengan merek Neo saya jual Rp75 ribu per boks, di mana harga awalnya itu dulu Rp18 ribu sampai Rp25 ribu per boks, dengan isi 50 masker tiap boksnya," tutur Rita.
Rita pun mengakui, maraknya orang yang berbondong-bondong mencari masker N95 dan membelinya dengan jumlah fantastis, antara 100 sampai 1.000 boks, memang baru terjadi dalam waktu sepekan terakhir. Para pembeli masker partai besar itu juga mengaku bahwa mereka memang ingin membeli dan mengirimnya kembali ke China, karena kebutuhan terhadap masker tersebut memang sangat besar.
"Kemarin banyak orang dari China atau dari negara lain itu belinya ke sini. Ada yang beli 100 bahkan sampai 1.000 boks. Karena kan di sana (China) itu sudah susah bahan bakunya. Jadi barang (masker) yang sudah ada di sini dibeli lagi, buat dikirim ke sana karena di sana sangat membutuhkan," ujar Rita.
Terkait fenomena kenaikan harga masker yang sangat signifikan dalam waktu sepekan terakhir ini, Rita mengaku ada pihak-pihak yang mungkin sangat diuntungkan. Namun, ada pula yang mengaku mengeluh karena harga maskernya kini melonjak sangat tinggi.
Para pihak yang mengeluh tentang kenaikan harga masker itu umumnya adalah orang-orang atau petugas dari rumah sakit atau bahkan Puskesmas, yang dengan rutin membeli masker untuk kebutuhan pekerjaannya.
"Jadi bahkan orang-orang yang biasa beli masker secara rutin itu, seperti misalnya orang rumah sakit atau bahkan Puskesmas, mereka itu sangat kaget dalam seminggu terakhir kenaikan harga masker itu sangat-sangat tinggi," ujarnya.