Dampak Virus Corona Buruk ke Ekonomi China, RI Diminta Waspada
- China Xinhua News
VIVA – Keluarkannya deklarasi situasi darurat global oleh World Health Organization atau WHO, yang disebut dengan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) terhadap wabah virus corona diperkirakan membuat ekonomi China terpuruk.
Sebab, melihat sejarah dari kontribusi pertumbuhan ekonomi China dalam beberapa tahun terakhir tidak lagi bertumpu pada sektor properti dan keuangan seperti pada 2003 lalu. Melainkan bertumpu pada sektor konsumsi masyarakat.
Dengan demikian, dengan adanya wabah Virus Corona yang merebak di seluruh negeri panda tersebut diperkirakan bakal menghantam ekonomi dalam negeri China. Di mana China diperkirakan akan kehilangan moment ekonomi sepanjang kuartal I-2020.
Buruknya ekonomi China pun, diperkirakan sejumlah pengamat bakal menghantam sejumlah mitra dagang utamanya. Seperti Indonesia, diperkirakan bakal berdampak pada permintaan impor barang komoditas yang selama ini menggenjot ekonomi China.
Ekonom dari PT Bank Central Asia (BBCA), David Sumual mengungkapkan adanya virus corona di China memang bakal menghantam ekonomi China yang selama ini bertumpu pada konsumsi masyarakat.
Sehingga, kata dia, bila ekonomi dalam negeri China terus melambat maka dampak langsung ke Indonesia tentu ada, di mana paling utama dirasakan adalah turunnya permintaan komoditas dari Tanah Air.
"Paling utama yang terdampak adalah permintaan komoditas, harganya bisa turun seperti tembaga, CPO dan minyak. Jadi, biasanya komoditas harga akan turun kalau permintaan turun, begitu sebaliknya," jelas David kepada VIVAnews.
Selain itu, lanjut David, sektor komoditas di dalam negeri seperti batu bara juga diperkirakan akan turun, mengingat China dipastikan juga akan mengurangi sejumlah produksinya karena turunnya permintaan dalam negeri.
"Ini pengaruhnya bisa semakin besar jika ternyata pengaruhnya cukup lama. Sebab, perkiraannya hanya satu kuartal saja yang turun. Namun jika berkepanjangan bakal ada efek besar untuk ekonomi Indonesia," ujarnya.