Surabaya Banjir, Pemkot Disebut Tak Seperti yang Digambarkan di Medsos
- VIVAnews/ Nur Faishal.
VIVAnews - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya dari Partai Demokrat, M. Machmud, mengkritik pemerintah kota setempat yang tak mampu mengatasi banjir dengan cepat pada Jumat malam, 31 Januari 2020. Padahal, anggaran penanganan banjir dari tahun ke tahun meningkat.
Seperti diberitakan, banjir menggenangi beberapa jalan protokol di Surabaya pada Jumat malam. Tak seperti banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono yang hanya dua jam beberapa pekan lalu, banjir kali ini lumayan lama, hampir enam jam baru surut. Genangan air kali ini juga lebih luas.
Genangan yang paling parah ialah di Frontage A Yani sisi barat sampai Flyover Mayangkara. Di sana, bahkan air masuk ke dalam Rumah Sakit Islam yang ada di sisi barat flyover.
Lalu lintas di sana juga tersendat hingga tengah malam. Air juga masuk ke dalam rumah di beberapa kawasan, seperti di Karah Agung I.
Machmud mengatakan banjir yang terjadi pada Jumat malam menunjukkan bahwa pemkot tidak seperti yang digambarkan di media sosial. "Kalau di medsos kan sering digambarkan responsif. Faktanya tadi seperti itu. Sebenarnya kalau responsif, ketika hujan sudah langsung melakukan antisipasinya," katanya kepada wartawan.
Ia menilai penanganan banjir di Surabaya terkesan hanya memindahkan air dari satu titik ke titik lainnya. Padahal, anggaran khusus penanganan banjir dari tahun ke tahun bertambah. Machmud menyebut terjadi kesalahan pada perencanaannya.
"Kalau sudah banjir seperti ini kelihatan yang sesungguhnya. Kinerjanya bener atau pencitraan saja," katanya.
Di sisi lain, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, dan Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi Sandi Nugroho, langsung turun ke titik-titik banjir hingga betul-betul surut hingga Jumat tengah malam. Keduanya juga memimpin pengaturan lalu lintas yang mengalami gangguan karena banjir.