Logo ABC

Ada Pihak yang Meraup Untung dari Penyebaran Hoax Soal Virus Corona

Teori konspirasi dan hoax soal virus korona telah menyebar secara global di jejaring sosial.
Teori konspirasi dan hoax soal virus korona telah menyebar secara global di jejaring sosial.
Sumber :
  • abc

Sejumlah perusahaan teknologi raksasa dunia sedang berupaya mengendalikan penyebaran informasi yang salah soal virus Corona baru. Tapi dalam beberapa kasus ada pula yang mendapat keuntungan.

ABC menemukan sejumlah iklan di YouTube, seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) dan vitamin Elevit yang muncul sebelum konten video yang menyebutkan virus Corona sebagai senjata biologi.

Perusahaan jejaring sosial dan pengiriman pesan, seperti Weibo dan WhatsApp sudah lama berupaya menghentikan penyebaran informasi kesehatan yang keliru, terutama saat wabah penyakit terjadi.

Penyebaran informasi yang salah tentang virus Corona tidaklah mengejutkan, ujar Rod Lamberts, wakil direktur pusat nasional untuk kesadaran masyarakat soal sains di Australia.

"Jika menakutkan, sensasional, mengancam, maka kita melihat ada pola yang sama," kata Dr Lamberts.

"Orang-orang ingin tahu apa yang harus dilakukan, apakah mereka harus khawatir, semuanya masuk akal."

Penyebaran hoax paling meresahkan bagi mereka yang membutuhkan bantuan, termasuk kekhawatiran para orang tua dan keluarga di Indonesia yang anak-anaknya sedang sekolah di Wuhan.

Inilah sejumlah berita-berita seputar virus Corona yang beredar online dan penjelasannya.

External Link: NSW Health tweet Virus corona ditemukan di makanan

Awal pekan ini (27/01), sebuah unggahan di jejaring sosial memperingatkan makanan yang berasal dari China seperti kue fortune cookie dan daging sapi wagyu bisa jadi terkontaminasi virus corona.

Profesor James McCaw, ahli epidemiologi penyakit menular di University of Melbourne mengatakan ia tidak menemukan bukti jika mengkonsumsi makanan dari China yang dibeli di Australia akan menyebabkan terjangkit virus.

Bill Gates menciptakan virus corona

Salah satu teori konspirasi yang ditemukan di Facebook menyebutkan Bill Gates telah meramalkan virus Corona beberapa bulan lalu, dan terlibat dalam mempatenkannya.

Di Twitter, sebuah unggahan mengatakan Yayasan Bill dan Melinda Gates mendanai sebuah lembaga untuk mematenkan virus tersebut. Unggahannya telah di-retweet lebih dari 12.000 kali.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan unggahan tersebut tidaklah benar, setelah melibatkan tim pemeriksa fakta.

"Kami mengurangi distribusinya dan bagi mereka yang melihatnya, mencoba membagikannya, atau sudah membagikannya, maka kami beritahu jika berita itu salah," ujar juru bicara tersebut.

Faktanya, tidak hanya ada satu jenis virus Corona dan hal ini bisa menimbulkan kebingungan, karena jenis virus lain telah dipatenkan sebagai bagian dari penelitian.

Misalnya, sejumlah virus yang menyebabkan flu dan infeksi saluran pencernaan, serta penyakit yang lebih baru termasuk SARS (sindrom pernapasan akut) dan MERS (sindrom pernapasan dari Timur Tengah).

Virus corona adalah senjata biologi

Teori konspirasi lain yang beredar di jejaring sosial menyatakan virus Corona adalah senjata biologi.

Di aplikasi TikTok, misalnya, satu akun menyebutkan Pemerintah Cina menggunakan virus Corona untuk mengurangi jumlah populasi di negaranya.

Pernyataan bahwa penyakit sengaja dibuat oleh pemerintah atau penjahat sudah lama dipakai oleh para pembuat teori konspirasi.

Kanishk Karan, asisten peneliti di Laboratorium Dewan Penelitian Forensik Digital Atlantik, mengatakan informasi medis yang salah dan pembuatan informasi yang salah soal virus Corona sengaja disebarkan online.

"Hal yang sama juga pernah terjadi saat orang membicarakan virus Ebola," kata Kanishk.

"Sejumlah pembuat teori konspirasi memanfaatkan masalah ini untuk meyakinan adanya sebuah plot yang dirahasiakan di balik asal usul virus."

Di YouTube, sejumlah perusahaan besar telah menayangkan iklan sebelum atau sesudah sebuah video yang membahas virus Corona adalah senjata biologis.

A woman bites chicken with a pool in the background.
Iklan KFC di YouTube muncul sebelum video berisi konspirasi teori soal virus corona, yang artinya pengunggah video mendapat keuntungan.

ABC News: YouTube screenshot

 

Tentu saja ini menghasilkan uang bagi para pembuat konten dan video.

Google, yang memiliki YouTube, dan TikTok telah ABC coba hubungi untuk memberikan komentar.

Mencegah dengan minum pemutih

Di Facebook, sejumlah grup yang fokus soal virus Corona bermunculan dalam beberapa hari terakhir.

Para anggotanya bertanya dan meminta saran soal penggunaan masker dan tindakan perlindungan, tapi yang lain malah membahas penyebab virus Corona dan solusi pencegahannya.

Unggahan di Weibo, Twitter dan Facebook menyarankan agar orang-orang membilas mulut mereka dengan larutan air garam untuk mencegahnya.

Hal ini tidak disarankan, seperti yang disebutkan oleh AFP Factcheck.

Belum lagi ada yang menyebutkan teori berbahaya yang secara berbahaya menyarankan orang-orang untuk meminum pemutih.

An elderly lady with glasses and another woman can be seen wearing masks. Video: Apa itu virus corona? (dalam bahasa Inggris)

Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume. Video: Apa itu virus corona? (dalam bahasa Inggris) ( ABC News )

Apa yang bisa kita lakukan?

Agar tidak menjadi korban berita dan informasi yang menyesatkan, carilah informasi paling akurat dari media yang dipercaya, termasuk pernyataan resmi pemerintah.

Sebaiknya menghindari mendengarkan informasi yang sumbernya tidak jelas.

"Kita sadar jika ada beberapa pertanyaan tentang coronavirus yang belum kita ketahui jawabannya," kata Dr. Lamberts dari pusat nasional untuk kesadaran masyarakat soal sains di Australia

Karenanya ia menyarankan agar perusahaan media sosial, pemerintah dan praktisi sains harus berbagi pesan yang "sederhana, jelas, langsung" soal virus Corona.

Bagaimana kabar mahasiswa Indonesia di Wuhan? Bagaimana kabar mahasiswa Indonesia di Wuhan?

 

Bagaimana kabar mahasiswa Indonesia di Wuhan?

 

Beban psikologis sejumlah mahasiswa yang berada di kota Wuhan bertambah karena pemberitaan soal virus corona di Indonesia, bahkan menambah kekhawatiran keluarga mereka.