Kisah Sukiyah, Nenek yang Tak Mandi Selama 27 Tahun
- VIVAnews/Dwi Royanto
VIVA – Keterbatasan fisik dan mental yang menjadikan Sukiyah (50 tahun), warga Getasan, Kabupaten Semarang tidak mandi dan mengurung diri selama 27 tahun di rumahnya.
Saat ditemukan oleh relawan Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT), Ardian Kurniawan Santosa pada Rabu 20 Januari 2020 lalu, rambut Sukiyah gimbal hingga dua meter, bahkan menjadi sarang tikus serta kecoa.
Wogiyem, tetangga Sukiyah, menuturkan bahwa Sukiyah telah hidup sebatang kara usai ditinggal mati ibunya tiga tahun lalu. Adiknya pun juga turut pergi meninggalkan sukiyah.
"Hampir tiga tahun ini ibunya meninggal. Sekarang sudah hampir 1.000 hari kematiannya. Sukiyah hidup sebatang kara di rumah ini," ungkap Wogiyem saat menemani berkunjung ke rumah Sukiyah, Rabu 29 Januari 2020.
Sejak berumur lima tahun, lanjut Wogiyem, Sukiyah telah mengalami kebutaan. Deritanya bertambah ketika menginjak usia 10 tahun, ia diduga mengalami gangguan kejiwaan. "Umur 10 tahun, ia sudah mengalami gangguan (kejiwaan)," ujarnya.
Dengan kondisi keterbatasan mental dan ekonomi, rumah Sukiyah pun terlihat sangat memperihatinkan. Bau menyengat aroma kotoran manusia masih tercium. Wogiyem mengatakan, selama ini Sukiyah buang air besar hanya dengan dibungkus plastik, lalu dibuang di sembarang tempat.
Rumah berukuran 6x10 meter itu hanya beralaskan tanah, berdinding papan dan gedek atau lembaran anyaman bambu. Seputaran rumah juga terlihat telah ditumbuhi berbagai rumput liar.
Foto: Rumah Nenek Sukiyah
Di dalam rumah, masih tersisa beberapa perabot rumah yang sudah mulai hancur dimakan usia. Sebuah meja yang terletak di dapur pojok rumah sudah lapuk. Piring-piring yang tertumpuk rapi juga nampak tak pernah tercuci.
Di gagang pintu rumah, ada seutas tapi sepanjang sekitar 1,5 meter. Tali tersebut digunakan untuk mengunci Sukiyah dari luar. Hal itu dilakukan lantaran Sukiyah pernah tidur di luar rumah selama enam bulan. "Biar tidurnya di dalam rumah maka pintunya dikunci dari luar," terang Wogiyem.
Di depan rumah itu tergeletak sebuah tikar. Wogiyem menjemur tikar tersebut yang digunakan sebagai alas tidur satu-satunya Sukiyah. "Tikar itu digunakan tidur Sukiyah. Baru saya cuci," katanya.