Logo BBC

Kisah Nelayan Natuna Gali Lubang Tutup Lubang Hidup di Surga Ikan

Nelayan tradisional Natuna, Sodikin menyebut kapal dan alat tangkap ikannya tidak memadai. Sodikin sedang berdiri di halaman belakang rumahnya di Pulau Tiga Barat, Kabupaten Natuna. - BBC Indonesia/ Haryo Wirawan
Nelayan tradisional Natuna, Sodikin menyebut kapal dan alat tangkap ikannya tidak memadai. Sodikin sedang berdiri di halaman belakang rumahnya di Pulau Tiga Barat, Kabupaten Natuna. - BBC Indonesia/ Haryo Wirawan
Sumber :
  • bbc

Angka tersebut diukur dari jumlah pengeluaran per kapita per bulan atau disebut dengan garis kemiskinan.

Garis kemiskinan di Kabupaten Natuna pada 2019 adalah Rp378.573 yang meningkat dari Rp253.491 pada tahun 2011.

Jika pengeluaran masyarakat Natuna berada di bawah garis tersebut maka dikategorikan dalam penduduk miskin.

Di Provinsi Kepulauan Riau, garis kemiskinan Kabupaten Natuna terendah kedua setelah Kabupaten Karimun, dengan posisi tertinggi adalah Batam sebesar Rp686.956.

Selain itu, rata-rata lama sekolah di Natuna meningkat dari 2010 7,06 tahun menjadi 8,71 tahun pada 2018.

Mengapa nelayan tradisional Natuna miskin?

Pengamat sosial ekonomi maritim dari Universitas Maritim Raja Ali Haji di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Khodijah Ismail, menilai setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan nelayan tradisional Natuna sulit lepas dari jerat rantai kemiskinan.

Pertama, kata dia adalah karena lebih dari 60 persen nelayan tradisional Natuna hanya lulusan sekolah dasar (SD). Bahkan, 21 persen dari mereka tidak lulus SD.

Kedua, lanjut Khodijah, sekitar 85 persen dari nelayan tradisional Natuna memiliki armada tangkap satu sampai lima GT yang tidak dilengkapi dengan teknologi perikanan yang memadai.

Ditambah lagi, ujar Khodijah, para nelayan memiliki pengetahuan dan kemampuan melaut yang tradisional.

Akibatnya, katanya, hasil tangkapan mereka menjadi sedikit atau sering kali tidak ada.

"Ketiga, budaya nelayan yang bergantung pada toke (pemilik modal) dan hobi berutang ke toke. Sehingga (nelayan) tergantung dengan utang dan ini menjadi hambatan nelayan meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.

Terakhir, kata Khodijah adalah sistem produksi ikan yang belum terintegrasi sehingga nilai jual ikan dari nelayan masih rendah.

Kombinasi faktor-faktor tersebut, kata Khodijah, menciptakan benang kusut dalam rantai kehidupan nelayan tradisional sehingga sulit bagi mereka untuk terlepas dari jerat kemiskinan.

Laut Natuna: Surga ikan, gas dan minyak bumi

Kesulitan hidup yang dialami nelayan tradisional tersebut berbanding terbaik dengan potensi alam yang dimiliki oleh Natuna.