Logo BBC

Kisah Nelayan Natuna Gali Lubang Tutup Lubang Hidup di Surga Ikan

Nelayan tradisional Natuna, Sodikin menyebut kapal dan alat tangkap ikannya tidak memadai. Sodikin sedang berdiri di halaman belakang rumahnya di Pulau Tiga Barat, Kabupaten Natuna. - BBC Indonesia/ Haryo Wirawan
Nelayan tradisional Natuna, Sodikin menyebut kapal dan alat tangkap ikannya tidak memadai. Sodikin sedang berdiri di halaman belakang rumahnya di Pulau Tiga Barat, Kabupaten Natuna. - BBC Indonesia/ Haryo Wirawan
Sumber :
  • bbc

Mereka mengumpamakan nelayan tradisional Natuna saat ini sebagai pasukan semut yang hanya menikmati remah-remah kekayaan ikan Natuna yang melimpah.

Padahal, jika mereka memiliki fasilitas yang memadai, mereka siap mengarungi seluruh perairan Natuna termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya ikan.

Listrik padam siang hari

Tokoh nelayan Pulau Tiga Barat Hanafi Jamaluddin mengungkapkan selain pendapatan yang kurang, mereka juga harus hidup tanpa listrik pada siang hari.

Listrik di kecamatan ini hanya menyala dari pukul lima sore hingga tujuh pagi.

Akibatnya, kata Hanafi, usaha rumah tangga dan kegiatan warga yang membutuhkan listrik menjadi terganggu.

Kemudian, lanjut Hanafi, kegiatan sekolah dan perkantoran pun tidak maksimal akibat padamnya listrik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna, tahun 2018, terdapat 1.649 jiwa yang tinggal di Pulau Tiga Barat.

"Alasannya karena kecamatan ini tidak ada cold storage sehingga jika hanya dipakai untuk rumah tangga, kantor, sekolah akan rugi. Padahal kita masyarakat pulau terluar yang perlu disejahterakan," keluhnya.

Hanafi menjelaskan di Pulau Tiga Barat terdapat tiga mesin listrik yang masing-masing berkekuatan 500 kilovolt ampere (KVA).

Namun mesin tersebut hanya memproduksi sekitar 120 KVA sehingga, ujar Hanafi, hanya mampu memasok listrik untuk malam hari.

"Hanya setetes dialirkan ke sini dibandingkan korupsi merajalela, BUMN banyak yang rugi. Keuntungan usaha pemerintah di Jawa, Sumatera tidak masuk akal kalau tidak bisa menutupi setetes untuk masyarakat pesisir di sini."

Ada ribuan penduduk miskin di Natuna

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada 2019, jumlah penduduk miskin di Natuna mencapai 3.429 orang atau 4,42?ri jumlah penduduk Natuna yang tercatat lebih dari 79.000 jiwa.

Jumlah penduduk miskin di Natuna meningkat lebih dari 400 orang dibandingkan tahun 2011. Walaupun, berkurang sebanyak 167 orang jika dibandingkan dengan 2018 yang berjumlah 3.596 orang (4,68%).

Sementara itu, jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau ada di Batam dengan jumlah 66,21 ribu orang.