Terisolasi Virus Corona, Ini Isi Pesan Nadiem ke Mahasiswa RI di Wuhan
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengajak para mahasiswa yang berada di wilayah isolasi untuk tetap tenang dan menjaga kondisi kesehatan.
"Kami imbau agar mahasiswa kita di Wuhan dan di Tiongkok untuk tetap tenang, tidak perlu panik, dan mengikuti arahan dari KBRI," kata Nadiem di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020.
"Jangan khawatir, pemerintah juga telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menyalurkan logistik sampai situasi kembali normal," tambahnya.
Ia juga meminta para mahasiswa untuk menjaga kondisi kesehatan. Serta terus berkoordinasi dengan KBRI dan memantau perkembangan melalui sarana komunikasi yang ada.
Sesuai laporan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Beijing, Yaya Sutarya, pihak KBRI terus melakukan koordinasi melalui grup jejaring sosial gabungan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) dan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (Dit. PWNI dan BHI) untuk memonitor perkembangan langsung dari lapangan serta berkoordinasi dengan otoritas setempat.
"Jadi masing-masing kampus kita bisa kontak dan update dua kali sehari, pagi dan malam hari," kata Yaya.
Pemerintah berkomitmen memastikan semua WNI dalam keadaan tenang dan aman sampai situasi normal. Serta memberikan dukungan terhadap WNI di Wuhan dalam rangka melakukan antisipasi keterbatasan bahan pokok dan logistik.
Dilaporkan Atdikbud, saat ini persediaan logistik masih mencukupi hingga 5-7 hari ke depan. Per 28 Januari 2020, KBRI telah menyalurkan bahan logistik ke WNI yang berada di Wuhan. Logistik yang telah disiapkan di antaranya makanan, obat, masker, dan alat kebersihan.
Otoritas RRT membuka diri dan menghargai semua permintaan informasi termasuk langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pemulangan warga negara asing. Semua permintaan akan dilayani sesuai aturan dan regulasi kesehatan nasional dan internasional.
"Sesuai aturan kesehatan Tiongkok dan internasional, salah satu tahap untuk keluar dari wilayah isolasi adalah karantina 14 hari sebelum berangkat dan 14 hari setelah tiba di tempat baru," jelas Atdikbud Yaya.
Ditambahkan Yaya, KBRI telah memulangkan 12 mahasiswa Indonesia yang berdomisili di Wuhan ke Indonesia. Mereka dilaporkan sebagai mahasiswa yang saat wabah merebak sedang berada di Xian, Chongqing, dan Shanghai, kemudian tidak bisa kembali ke Wuhan karena penutupan akses (isolasi). Kondisi kesehatan mereka dilaporkan sehat.
"KBRI secara aktif membantu mahasiswa yang mau pulang ke Indonesia. Kecuali daerah yang sudah diisolasi otoritas. Kita sedang berusaha berkomunikasi bersama negara-negara lain agar diberikan akses," kata Yaya.
Ia mengimbau agar masyarakat turut memberikan dukungan moril kepada mahasiswa yang sedang berada di rumah masing-masing.
Yaya menjelaskan, sesuai dengan permintaan, kampus-kampus di Wuhan memperpanjang liburan sampai situasi kondusif.
"Tinggal di (asrama) kampus juga aman. Karena setiap kampus menerapkan standar keamanan yang baik. Jadi misalkan mereka habis keluar beli makan, itu langsung diperiksa dulu suhu tubuhnya, sebelum keluar juga diimbau menggunakan masker. Jadi sebenarnya di kampus-kampus itu lebih aman mereka tinggal," tuturnya.
Saat ini, Pemerintah Indonesia menjamin keamanan dan keselamatan WNI yang berada di Wuhan, Tiongkok. Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, sebanyak 251 WNI tinggal di daerah karantina.
Mayoritasnya adalah mahasiswa yang tersebar di Wuhan, Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan. Saat ini seluruh WNI tersebut dalam keadaan baik, sehat dan tidak terpapar virus corona (2019-nCov).