Warna Air Danau Batur Berubah Jadi Hijau, Ini Penjelasannya
- VIVAnews/Bobby Andalan
VIVA – Air di Danau Batur berubah warna. Hari ini, Senin, 27  Januari 2020, warga kaget lantaran mendapati warna Danau Batur berubah menjadi hijau. Belum diketahui penyebabnya.Â
Babinsa Kedisan, Sertu I Nengah Koning, mengaku mendapat informasi dari warga mengenai fenomena alam berubahnya warna air danau yang terletak di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.Â
"Pagi tadi sekitar pukul 10.00 WITA saya mendapat laporan dari warga kalau terjadi fenomena alam berubahnya warna air Danau Batur. Saya langsung menuju lokasi mengecek kebenaran informasi itu dan memang benar adanya," kata Sertu Koning.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Sub Bidang Mitigasi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana, menjelaskan berubah warnanya air Danau Batur merupakan fenomena alam tahunan yang terjadi secara alamiah.Â
"Perubahan warna danau yang terjadi di Batur dan juga kasus matinya ikan-ikan di Batur adalah hal yang pernah atau bahkan rutin terjadi di Batur pada tahun-tahun sebelumnya," kata Devy saat dihubungi VIVAnews, Senin, 27 Januari 2020.Â
Tak hanya di Danau Batur, fenomena serupa, kata  Devy, juga terjadi di danau-danau lainnya seperti perubahan warna kawah Gunung Kelimutu di Flores atau pada saat banyak ikan mati seperti di Danau Toba Sumatera Utara dan Danau Maninjau Sumatera Barat.Â
Fenomena ini, kata Devy, biasa disebut upwelling. Prosesnya yaitu saat air danau yang berada di posisi lebih dalam naik ke permukaan, dan sebaliknya, air yang berada di permukaan turun ke bawah. Hal ini dapat terjadi ketika temperatur air di permukaan secara signifikan lebih dingin dari temperatur air di bawahnya.Â
"Fenomena ini biasanya terjadi pada awal musim hujan, yaitu saat curah hujan cukup tinggi, sehingga air permukaan menjadi lebih dingin," ujar Devy.Â
"Nah, untuk kasus Danau Batur, mengingat di bagian dasar Danau Batur ini airnya mengandung belerang, maka air yang mengandung belerang ini naik ke permukaan. Kalau jumlahnya signifikan, hal ini dapat menyebabkan ikan-ikan di danau mati karena kekurangan oksigen," Devy menambahkan.