Kelelawar Sehat pun Mengandung Virus, Begini Penyebarannya

Pantai Kelelawar, Sulawesi Tenggara
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kamarudin Egi

VIVA – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University bersama Research Center for Zoonosis Control, Hokkaido University, Jepang, melakukan penelitian terhadap perkembangan virus yang tengah merebak di tengah masyarakat.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Dari hasil penelitian, terdapat enam virus yang berhasil diidentifikasi yakni Corona Virus, Alpha Herpesvirus, Paramyxovirus, Polyoma Virus, Pramyxovirus, dan Bufavirus. Hewan yang diteliti adalah kelelawar. Hewan yang belakangan ramai diperbicangkan karena diduga menjadi penyebab virus Corona.

Meski penelitian dilakukan terhadap kelelawar sehat, virus ini akan berbahaya jika terjadi kontak dengan hewan lain dan manusia. Menurut Prof Agus Setiyono, kelelawar yang sehat ternyata mengandung enam jenis virus seperti dalam hasil penelitian.

Merinding! Warga Bongkar Genteng Rumah, Ratusan Hewan Langsung Berhamburan

"Di kelelawar itu tidak ada persoalan, dia tidak sakit, namun bila kemudian dia kontak dengan hewan lain, dan manusia juga menjadi persoalan," kata Peneliti pada Divisi Patologi FKH IPB University, Prof.drh. Agus Setiyono, MS, PhD. APVet saat diwawancarai VIVAnews, Senin 27 Januari 2020.

Prof Agus menerangkan, seperti halnya virus Nipah di Malaysia, kasus yang menjangkit manusia setelah dirunut ternyata secara epidemologi berasal dari kelelawar. Kelelawar memakan buah di atas pohon, kemudian di bawahnya pohon terjadi kontak dengan Babi yang dipelihara oleh manusia.

Dicibir Netizen Mirip Kelelawar dan Beraura Mistis, Desainer Istana Garuda IKN Angkat Bicara

"Kemudian tidak semua makanan kelelawar habis, ada yang tersisa. Kelelawar buang kotoran juga buang urine juga dari atas pohon, di bawahnya ada Babi yang makan segala macam. Ini melintas ke babi yang hidup dengan manusia, dan manusia yang terkena. Sehingga virus terekspresikan menjadi penyakit berupa radang otak, di kelelawarnnya tidak apa-apa sehat," paparnya.

Dalam konteks merebaknya virus Corona, Wakil Dekan IPB itu menduga terdapat peluang terpaparnya dari virus yang terdapat di kelelawar. Di Indonesia sendiri, masyarakat khususnya di Manado banyak yang mengkonsumsi kelelawar.

"Kita sudah sosialisasi hasilnya kita sampaikan secara lisan, kita juga sampaikan melalui tulisan jurnal yang dapat diakses publik. Bahwa memang confirm, ada virus-virus yang seperti itu tadi," katanya.

Di Indonesia, menurut Agus, penyebaran virus kelelawar masih tergolong aman. Hal ini karena kelelawar tidak kontak langsung dengan manusia. Berbeda denfgn kasus di Wuhan dimana kelelawar dijadikan makan sup.

Peluang terjangkit virus ini juga bisa terjadi jika masyarakat dekat dengan kalelawar dengan menjadikan hewan peliharaan layaknya kucing dan anjing. 

"Kedua, mengkonsumsi lebih dari biasannya, ada peluang kena virus. Di Indonesia hanya sebagian kecil masyarakat mengkonsumsi, di Manado sana. Itu pun saya pernah Outbreaks (adalah peningkatan kejadian penyakit yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada suatu komunitas, dibatasi tempat dan periode waktu tertentu) rabies, karena mengkonsumsi barang kali mengkonsumsi hewan liar termasuk kelelawar," kata Agus.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan sampai saat ini tidak ada yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona di Indonesia.

"Kami sudah memeriksa itu. Sampai hari ini tidak ditemukan Novel Coronavirus di Indonesia," ucap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihartono, di kantor Kemenkes, Jakarta, Senin 27 Januari 2020. 

Sejauh ini ada 13 orang yang masuk kategori people under observation. Mereka tersebar di beberapa rumah sakit di Indonesia yakni di RS Sanglah Bali dan RS Hasan Sadikin Bandung.

"People under observation sekarang sudah 13 dan 11 sudah ada hasilnya yaitu negatif dan dua sedang diperiksa, mungkin besok hasilnya keluar. Beberapa di Jakarta dan di Bali, dan juga ada di Banten," katanya.

Dia menjelaskan mereka yang masuk kategori people under observation ini karena mengalami gejala batuk dan pilek. Dari ke-13 orang tadi, belum satu pun dari mereka masuk ke kategori suspect atau terduga terpapar virus corona. Apalagi, sampai yang sudah terkonfirmasi positif virus Corona. Untuk itu, masyarakat diminta tak perlu khawatir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya