Terkuak, Motif Batu Prasasti Keraton Agung Sejagat Ambil dari Internet

Batu prasasti yang dibuat Keraton Agung Sejagat.
Sumber :
  • VIVAnews/ Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Batu prasasti Keraton Agung Sejagat atau KAS di Purworejo, Jawa Tengah, yang sempat menjadi misteri, akhirnya terkuak. Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengungkapkan, gambar atau motif pada batu yang diklaim sebagai prasasti tersebut, ternyata dicomot dari internet.

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Pemerkosaan Kakak Adik di Purworejo

Kepala Budang Humas Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Iskansar Fitriana mengatakan, berdasarkan laporan yang dikumpulkan pihaknya bahwa batu besar tersebut berasal dari sebuah bukit di Kabupaten Purworejo.

Ia menegaskan, coraknya tak ada kaitannya dengan prasasti peninggalan sejarah kerajaan manapun dan desainnya memang diambil dari internet. 

MPR Beri Catatan Khusus kepada Pemerintah untuk Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis

"Ya bisa dicek kok. Batunya juga diambil dari gunung, karena dari beberapa batu yang sebelumnya kita temukan mempunyai kontur batu sama yang seakan-akan dinyatakan sebagai batu bersejarah," ujar Iskandar di Semarang, Kamis 23 Januari 2020.

Pembuat desain batu, yakni Raja KAS, Toto Santoso (42). Ia juga mengakui, dalam penyidikan bahwa motif ukiran tersebut memang dijiplak dari internet. Ia menggabungkan beberapa simbol yang ada. "Toto mengaku gambar itu ada di internet. Kemudian, ia ambil dan digabung-gabungkan," ujar Iskandar.

Menteri Hanif Blak-blakan soal Banyaknya Laboratorium Lingkungan di RI Belum Terintegrasi

Sementara itu, menurut pemahat batu tersebut, Empu Wijoyo Guno mengaku bahwa dia yang mengukir batu tersebut, Ia mengaku ukiran gambar dan tulisan Jawa itu mempunyai makna filosofi yang dalam. "Ada filosofinya," ujarnya, saat dikonfirmasi secara terpisah.

Menutut Empu Wijoyo, tulisan Jawa yang ada di batu tersebut mempunyai arti Bumi Mataram Keraton Agung Sejagat. Sedangkan untuk kata Mataram sendiri mempunyai arti, yaitu 'Mata Rantai'. "Mataram mempunyai makna alam jagad bumi yang merupakan mata rantai manusia. Segala hasil bumi, merupakan mata rantai manusia atau mataram," ujarnya.

Sedangkan gambar Cakra yang ada di batu tersebut diklaim mempunyai makna yang menggambarkan waktu dan kehidupan manusia di bumi mataram. "Di gambar, ada Cakra terdapat sembilan dewa yang menjadi simbol kehidupan manusia di bumi," katanya. (asp)

Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI, Oke Setiadi Affendi.

Di Istanbul, Wakil Ketua MUI Cerita Kontribusi Turki Utsmani Perkenalkan Masjid Al Aqsa ke Jawa

Di masa Turki Utsmani, pengajar dan ulama dikirim ke Tanah Air Indonesia untuk menyebarkan ilmu agama serta semangat perjuangan Islam.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024