Misteri Penemuan Candi Baru di Dataran Tinggi Dieng
- VIVAnews/Dwi Royanto
VIVA – Situs sejarah di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah, masih menyimpan banyak misteri. Belum terungkapnya penemuan Arca Ganesha di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, beberapa waktu lalu, warga kini kembali mendapatkan temuan candi baru yang cukup unik.
Menurut Kepala Unit Pengelola Teknis Pengelolaan Obyek Wisata Dieng Aryadi Darwanto, struktur bangunan purbakala berupa candi baru di objek wisata unggulan Jawa Tengah itu ditemukan warga pada Minggu, 19 Januari 2020. Situs itu hanya berjarak 700 meter dari penemuan arca Genesha yang ditemukan warga sebelumnya. Lokasi tepatnya di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
"Awalnya warga akan menggali tanah untuk pembuatan septictank. Ditemukan di lahan perkebunan kentang milik Alif Faozy," kata Aryadi saat dikonfirmasi VIVAnews, Senin, 20 Januari 2020.
Situs struktur bangunan itu ditemukan di kedalaman sekitar 50 sentimeter dari permukaan tanah. Diduga situs bangunan tersebut merupakan struktur bangunan candi berupa kaki candi.
"Masih indikasi bahwa ada batuan berlapis, yakni ada sembilan lapis ke bawah. Kalau darmasala biasanya hanya tiga-empat lapis," ujar pria alumnus jurusan Arkeologi Universita Gajah Mada Yogyakarta itu.
Aryadi menjelaskan, temuan struktur bangunan candi, petunjuknya ialah ditemukannya cerat yoni. "Selain susunan batu purbakala, di sini juga ditemukan cerat yoni. Bisa jadi ini bukti penguatan bahwa bangunan itu adalah candi."
Cerat yoni merupakan pasangan dari lingga, yakni simbol dari Dewi Parvati. Biasanya, saat melakukan ritual atau upacara di candi, air dituangkan di lingga yang merupakan simbol dari Dewa Siwa. Air itu kemudian mengalir ke cerat yoni sebelum ditampung untuk menyucikan diri.
Dikonfirmasi terpisah, juru ahli Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Tusar, membenarkan temuan tersebut, yang letaknya di bawah museum Kaliasa, Dieng. Ia akan memastikan bangunan candi atau bukan pada Selasa, 21 Januari, setelah ekskavasi.