Benda Pusaka Kerajaan Leluhur Majapahit Ternyata Dikuasai Amerika

Sejumlah benda pusaka Kerajaan Singhasari yang disimpan di Museum Ganesya, Malang, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVAnews/Lucky Aditya

VIVA – Indonesia memiliki sejarah panjang tentang kerajaan-kerajaan di Nusantara. Salah satu kerajaan yang tersohor adalah Kerajaan Singhasari (dikenal juga Singasari atau Singosari) di Malang, Jawa Timur, dengan rajanya yang terkenal Ken Arok. Kerajaan ini merupakan cikal bakal kerajaan Majapahit.

Menbud Fadli Zon: Ajang Lomba Cerdas Cermat Museum 2024 Menginspirasi Generasi Muda Cintai Budaya

Raja-raja Majapahit memiliki garis keturunan langsung dari raja-raja yang pernah berkuasa di Singhasari. Setiap raja pada zamannya memiliki pataka masing-masing atau panji militer. Pada era Singhasari ada empat pataka atau panji-panji militer yang terkenal dan kemudian diwariskan kepada Majapahit.

Empat pataka itu yakni Pataka Sang Dwija Naga Nareswara, Pataka Sang Padmanaba Wiranagari, Pataka Sang Hyang Naga Amawabhumi, dan Pataka Hyang Baruna Naga Buntala. Pataka terakhir bahkan masih digunakan hingga sekarang, yakni oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Menjelang Hari Sumpah Pemuda, Tumbuhkan Rasa Nasionalisme Cukup dengan Datang ke Museum?

"Panji militer bendera warna merah putih, dengan rincian jumlahnya ada lima garis warna merah dan empat garis warna putih itu diwariskan oleh Hyang Baruna Naga Buntala era Singhasari," kata Public Relation Museum Ganesya, Tri Djunianto Prabowo, di Malang, Senin, 20 Januari 2020.

Sejumlah benda pusaka Kerajaan Singhasari yang disimpan di Museum Ganesya, Malan

Ketua Umum AMI: Pendidikan Indonesia Perlu Kembali ke Ajaran Ki Hajar Dewantara

Pataka itu, katanya, pernah digunakan dalam ekspedisi Pamalayu oleh Kerajaan Singasari pada era Raja Kertanagara. Ekspedisi Pamalayu merupakan diplomasi militer pada tahun 1275 hingga 1286 terhadap Kerajaan Melayu di Pulau Sumatra.

Sayangnya, sejarah peninggalan bangsa itu untuk barang orsinilnya ada di Amerika Serikat. Di Indonesia hanya ada replika dengan bahan perunggu dan ukiran yang 100 persen sama dengan pataka aslinya. Di Indonesia, pataka itu bisa dilihat di Museum Ganesya, Malang, dan Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta.

"Yang kami simpan adalah mutrani dari empat pataka asli. Bahan sama dari perunggu, karena yang asli ada di Amerika Serikat. Karena empat pataka asli ditemukan pada era kolonial, apalagi arsip tentang benda bersejarah belum tertata rapi sehingga banyak sekali benda bersejarah yang justru lari ke luar negeri," ujar Tri.

Untuk membawa pulang empat pataka dari Amerika Serikat, sebenarnya tugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sebab, warisan leluhur tak ternilai harganya. Generasi masa depan harus mengetahui secara pasti sejarah bangsanya sendiri.

Selain empat pataka itu, di Museum Ganesya juga terdapat lima pusaka atau senjata para raja. Lima pusaka itu, antara lain pusaka Tirta Amarta Naga Kamandalu, pusaka Purnacakra Makuta Buntala, pusaka Puspacakra Buntala, pusaka Kalacakra Buntala, dan pusaka Trisula Dwinaga Buntala.

"Kami juga menyimpan benda-benda purbakala lainnya yang masih asli dari era Singasari hingga Majapahit. Mulai dari arca, candi, figurin atau bentuk miniatur dari manusia atau hewan serupa patung. Ini sebagai bukti sejarah peradaban mereka sehingga membuat figurin. Juga ada kendi, keramik, dan benda keseharian pada era-era kerajaan," kata Tri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya