Menteri Agama Blak-blakan soal Celana Cingkrang hingga Habib Rizieq
- bbc
Apalagi di tempat-tempat dengan rahasia tinggi. Kadang-kadang kita masuk, `orang ini betul nggak? Jangan-jangan katanya si Anu, ternyata di dalam bukan`.
Bukankah memakai celana cingkrang atau cadar merupakan salah satu bentuk kebebasan beragama seseorang?
Beragama bebas. Tapi kalau ASN punya peraturan sendiri. ASN ` No , Anda punya pakaian Anda sendiri`.
(Sebelumnya, Sekjen Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas, menyarankan Kementerian Agama tak mengurusi persoalan pemakaian busana cadar atau celana cingkrang bagi aparatur negara. Sebab kendati ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hal itu, Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 mengharuskan pemerintah menjamin kemerdekaan warganya memeluk agama dan beribadah sesuai kepercayaannya, ujarnya)
Apakah Anda memandang atribut celana cingkrang dan cadar sebagai indikator seseorang adalah radikal?
Saya nggak mengatakan begitu. Tapi, saya katakan banyak orang berpandangan, (celana cingkrang dan cadar) nggak ada kaitan dengan ketakwaan.
Banyak teman-teman saya yang ketakwaannya tinggi, nggak pakai cingkrang atau cadar.
Ibu-ibu penceramah di TV apa pakai cadar? Kan nggak juga.
Dalam periode pemerintahan sebelumnya, yang menjadi menteri agama hampir selalu dari kalangan NU. Namun Anda datang dari l atar belakang militer. Apa modal Anda sebagai menteri agama?
Wah, modal saya hebat.
Saya orang Aceh, dari kecil saya sudah dididik agama yang keras oleh ayah saya. Dan ayah saya ketika menugaskan kami untuk salat subuh dan ngaji, kerasnya bukan main.
Kemudian saat menjadi taruna, saya sudah menjadi pembina Rohani Islam. Setelah jadi tentara, ketika saya disuruh menggalang wilayah, yang paling bagus dengan khotbah. Dengan ceramah agama.
Pendekatan agama itu pendekatan yang paling baik, mengajarkan orang tentang akhlak, persatuan, kesatuan, toleransi.
(Sebelumnya, Ketua PBNU bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan, Robikin Emhas, mengatakan kiai-kiai di berbagai daerah merasa kecewa dengan keputusan Jokowi terkait dipilihnya Fachrul sebagai menteri agama.
"Banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," kata Robikin seperti dikutip dari website resmi NU).
Apa yang membedakan Anda dengan menteri-menteri agama sebelumnya yang berasal dari kalangan NU?
Saya tidak mau membedakan itu, kami sama-sama punya misi yang sama bagaimana membangun umat dengan baik dan bagaimana membangun umat yang kokoh untuk membangun bangsa.
Tapi kelebihan saya mungkin, dibanding banyak orang, saya pernah tugas dari ujung Aceh sampai Papua.
Saya mengenal bermacam-macam peradaban manusia, budaya manusia. Mudah-mudahan dengan itu saya bisa melakukan pendekatan.
Modal Anda untuk menumpas radikalisme apa?