- vivanews/Dwi Royanto
VIVA – Tak ada yang menyangka, Toto Santoso mendeklarasikan diri sebagai raja keraton agung sejagat. Kerajaan yang bikin geger warga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini berada di tengah pemukiman warga. Warga sekitar risih. Mereka aneh dengan adanya kirab keraton yang tidak jelas juntrungannya.
Tak hanya Toto, dia menggandeng ratu yang bernama Fanni Aminadia. Belakangan diketahui jika Fanni ini bukan istri sah menurut negara karena tidak ditemukan dokumen pernikahan yang tercatat di negara. Toto dan Fanni hanya mengklaim sebagai suami istri.
Warga resah. Aksi Toto dan Fanni pun viral di media sosial. Polisi dan TNI turun ke lokasi. Tak butuh waktu lama akhirnya keraton ini ditutup dan disegel aparat. Sang pimpinan kerajaan diciduk polisi. Mereka langsung ditetepkan sebagai tersangka.
Semua ornamen dan perlengkapan keraton disita. Tak ada lagi aktivitas yang mengegerkan publik ini. VIVAnews sempat mewawancarai salah satu tetangga keraton berinisial K. Namun dia menolak untuk menyebutkan identitas sebab sedang diusut polisi.
Dari penelusuran sumber VIVAnews menyebut jika kerajaan ini merupakan aliran sesat. "Itu orang enggak waras sampai bikin kerajaan setan gitu," ucap dia.
Tak hanya itu, dia menyebut jika lokasi yang disebut kerajaan tersebut sangat diprotek oleh Toto. Sampai-sampai, pembatas rumah dibentengi hingga tetangga tidak bisa melihat acara di dalam keraton.
"Di dalam keraton ada batu besar banget yang dipakaikan kain putih dikasih sesaji dan disembah. Setiap malam bau dupa dan nyanyi-nyanyi mbuh agamane opo," ucap dia.
Dari informasi yang didapatnya, keraton itu didapat dari seorang pengikut. Dia merupakan mantan carik. Pengikut ini terlahir dari keluarga berada yang merupakan anak mantan lurah di daerah itu.Â
Bapaknya sudah meninggal dan ibu nya tengah sakit. Ibu nya, lanjut dia sudah meminta agar membubarkan perkumpulan ini, namun tidak didengarkannya.
Sumber bercerita, sebelum adanya keraton, tempat itu pernah menjadi pusat perkumpulan organisasi dan bisa mendapatkan uang dari luar negeri setiap bulannya.
"Intinya sih pengikutnya enggak mau kerja. Kebanyakan anggotanya bukan orang sini tetapi Lampung dan Yogya," kata dia.
Pengikutnya sering kali ditanya warga mengenai aktivitas di dalam tempat itu, namun tidak pernah ada yang mau menjawab.Â
Sosok raja
Toto diketahui bermukim dan mengontrak sebuah rumah di Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Sampai saat itu Toto diyakini selama ini hanya beraktivitas di Sleman dan sesekali meninjau calon istana kerajaannya di Purworejo.Â
Namun, ternyata pria yang mengaku sebagai raja penguasa dunia dan membawa misi menyelamatkan umat manusia itu pernah tinggal di sebuah rumah bedeng atau semacam gubuk di pinggir rel kereta Stasiun Kampung Bandan, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Ketua RT di Ancol itu, Manaf, mengakui bahwa Toto memang pernah tinggal di sana meski tak lama. Toto, katanya, bermukim sementara hanya demi memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.
Berdasarkan data Kepolisian, kerajaan palsu itu memiliki pengikut lebih dari 400 orang. Namun, meski berbasis di Purworejo, sebagian besar pengikutnya bukan warga setempat, melainkan dari luar daerah, bahkan ada yang berasal dari Sumatera. Metode perekrutan anggotanya pun dengan cara iming-iming jabatan dan gaji tetap yang tinggi.
Halusinasi tingkat dewa
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi Iskandar Fitriana Sutisna, Keraton Sejagat memiliki susunan pemerintahan. Setidaknya ada 13 menteri yang masuk dalam jajaran raja Toto.
Ada 13 menteri, ada penasihat atau resi, ada menteri ekonomi, sosial, politik hingga mempunyai susunan militer juga.
Untuk menduduki jabatan tertentu, Sutisna menceritakan, setiap orang wajib membayar iuran bermacam-macam. Dari harga Rp3 juta hingga Rp110 juta. Makin tinggi uang iuran makin tinggi pula jabatannya.Â
"Ada juga jabatan untuk daerah otonom seperti gubernur, bupati dan lurah, semuanya tergantung iuran yang disetorkan. Itu jadi modus untuk merekrut anggota," ujarnya.
Selain iming-iming jabatan, anggota baru yang sudah menduduki jabatan juga akan digaji dengan uang dollar. Bahkan apabila pengikutnya tidak mau membayar iuran, akan dicap sebagai pembangkang dan teroris yang akan mendapat malapeta.