Yel-yel Sentimen SARA di Pelatihan Pramuka, Ekstrakurikuler Disorot
- bbc
Mengakui yel-yel tersebut menyinggung sentimen agama dan berpotensi memicu sikap intoleransi anak, pimpinan pusat Pramuka berjanji menjatuhkan hukuman pada pembina yang menganjurkan "tepuk anak saleh".
"Ini kasuistik. Dalam kursus sudah ditekankan soal Pancasila dan ragam permainan iklusif. Kami tidak tahu kenapa dia begitu. Itu bukan tepuk Pramuka," kata Berthold via telepon kepada wartawan BBC News Indonesia Abraham Utama, Selasa (14/01).
"Tentu ada sanksi. Ada dewan kehormatan yang akan menyelidiki sesuai aturan. Bisa saja ijazah kursusnya nantinya ditangguhkan," ujar Berthold.
Yel-yel kontroversial itu sejak awal pekan ini dikutuk sejumlah pejabat dan tokoh publik, dari Menko Polhukam Mahfud MD, Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono X, hingga Kiai Haji Mustafa Bisri.
DPRD Yogyakarta juga memanggil pengurus pimpinan Pramuka di provinsi itu untuk menjelaskan kasus dan tindak lanjut terhadapnya.
Menurut Direktur Maarif Institute, Abdul Rohim Ghazali, kejadian di SD Negeri Timuran itu mencerminkan fenomena umum ekstrakurikuler sebagai medium penyemai intoleransi di kalangan pelajar.
Merujuk hasil survei yang dilakukan Maarif Institute selama tahun 2017 di enam provinsi, aktivitas di sekolah setelah jam belajar-mengajar kerap disusupi paham intoleransi, bahkan radikalisme.
Rohim mengatakan pengawasan dan pencegahan hanya efektif dilakukan orang tua.