Yel-yel Sentimen SARA di Pelatihan Pramuka, Ekstrakurikuler Disorot
- bbc
Yel-yel bersentimen suku, agama, ras dan antar golongan atau SARA yang muncul dalam kegiatan Pramuka di sebuah sekolah dasar di Yogyakarta dinilai pengamat menguak tren ekstrakurikuler sebagai pintu masuk toleransi di kalangan pelajar.
Pengurus pusat Pramuka di Jakarta menyebut kasus tersebut bersifat orang per orang. Mereka mengklaim, secara prinsipil Pramuka mendidik pelajar untuk bersifat inklusif dan berbaur dalam perbedaan.
"Islam, Islam, yes . Kafir, kafir, no ."
Begitulah penggalan lirik kontroversial `tepuk anak saleh` yang dinyanyikan di SD Negeri Timuran, Yogyakarta, 10 Januari lalu.
Yel-yel itu dipersoalkan publik karena nadanya serupa dengan `Tepuk Pramuka`.
Yang mengajarkannya pun adalah peserta kursus pembina Pramuka pada tingkat lanjutan.
Meski begitu, Wakil Kepala Humas Kwartir Nasional Pramuka, Berthold Sinaulan, menyebut yel-yel itu tidak mencerminkan sikap lembaganya.
Ia mengatakan nyanyian itu bukan materi yang diterima pembina Pramuka selama proses pelatihan.