Konflik Iran-AS, Pertamina Pindahkan Pekerjanya di Irak ke Dubai

Vice President Corporate Communications Pertamina, Fajriyah Usman
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Konflik Iran-AS di Irak memang hampir mereda pasca pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang tidak akan melakukan serangan balik ke Iran. Namun, belum ada yang bisa memastikan konflik ini bisa segera diakhiri.

Perluas Akses Properti Komersial, Sinergi Strategis Maksimalkan Ruang Usaha di SPBU Pertamina

Menyikapi kondisi terkini, PT Pertamina yang juga mengelola salah satu lapangan migas di Irak sudah melakukan langkah antisipasi kejadian terburuk. Perusahaan pelat merah ini memindahkan sementara para pekerjanya dari Irak ke Dubai, Uni Emirat Arab. 

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menjelaskan Pertamina memiliki aset migas di Irak yaitu di lapangan West Qurna 1, di mana yang bertindak selaku operator di sana adalah ExxonMobil.

Perubahan Iklim Melemahkan Ekonomi dan Keamanan Perempuan, Menurut Komnas

"Pertamina untuk sementara menarik para secondee expat kita di Irak sementara ditempatkan di Dubai dahulu dan akan kembali ke Irak segera setelah kondisi lebih kondusif," kata Ziah, akrabnya disapa, kepada VIVAnews, dikutip Jumat 10 Januari 2020.

Saat ini, dia menuturkan lapangan itu diawaki oleh staf-staf setempat. Menurutnya, konflik yang terjadi di Irak tak menyurutkan komitmen Pertamina menjalin kerja sama dengan negara tersebut.

Pertamina Implementasikan Energi Terbarukan Ciptakan Kemandirian Ekonomi Desa

"Kami tetap berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dan terpilih dalam pengelolaan sumber daya di Irak," kata dia. 

Terkait upaya mengatasi gejolak harga minyak dunia, dia mengaku masih memonitor. Belum bisa dipastikan akan berdampak buruk kepada harga BBM dalam negeri karena harga minyak dunia per hari ini sudah kembali turun.

"Ya semua pasti masih monitor bagaimana perkembangan selanjutnya," ujarnya. (ren)

VIVA Militer: Presiden Iran, Hassan Rouhani

Mantan Presiden Iran Marah UU Penggunaan Hijab Ditunda

Mantan Presiden Iran, Hassan Rouhani mengkritik penundaan undang-undang jilbab, dengan mengatakan bahwa undang-undang itu tidak sejalan dengan Konstitusi

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024