Firli Bahuri Tak Bahagia KPK OTT Beruntun di Awal 2020
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Firli Bahuri, mengaku tak senang dan tidak bangga lembaga yang ia pimpin melakukan operasi tangkap tangan secara beruntun di awal 2020. Ia justru sedih dan heran kenapa masih ada pejabat negara yang nekat melakukan tindakan korupsi.
Sebelumnya, KPK menangkap Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dan lima orang lainnya dalam OTT yang dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa, 7 Januari 2020. Esoknya, Rabu, 8 Januari 2020, giliran Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan yang dicokok tim komisi antirasuah dalam dugaan suap.
"Saya tidak bahagia kalau masih saja ada kepala daerah yang tertangkap tangan [korupsi],” kata Firli saat menyampaikan sambutan dalam rapat koordinasi dan sinergi penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Grand City Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 9 Januari 2020.
Mantan kepala Baharkam Polri itu mengaku prihatin dengan OTT tersebut. Padahal, KPK tidak pernah absen menyosialisasikan upaya pencegahan korupsi di lingkungan pemerintahan, baik di pusat maupun daerah. "Tentu menjadi keprihatinan kita bersama di awal 2020,” ujarnya.
Di hadapan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan kepala daerah se-Jatim, Firli mengingatkan agar meninggalkan tradisi uang 'ketok palu' dalam setiap pengesahan APBD. Ia menyebut tradisi itu masih terjadi di sejumlah daerah.
"Saya ingatkan, jangan sampai seperti itu ya. Hilangkan itu uang ketok palu," tuturnya.
Kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada Setda Provinsi Jatim, Jempin Marbun, mengatakan bahwa pihaknya tidak serta-merta bisa menonaktifkan Saiful Ilah sebagai bupati Sidoarjo setelah tertangkap tangan KPK dan ditetapkan tersangka.
"Karena surat dari mendagri belum diterima,” ujarnya.